Sejumlah warga mengantri jatah air bersih dari tangki PDAM dikawasan jalan Pandegiling, Surabaya, (07/15). Dampak dari pecahnya pipa air PDAM, sejumlah wilayah di Surabaya Kota mengalami kesulitan air bersih untuk konsumsi rumah tangga. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Malang - Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang mengeluhkan menurunnya kualitas air minum. Sejak Senin lalu, air yang didistribusikan ke pelanggan keruh dan berwarna kekuningan. "Tak layak untuk dikonsumsi," kata pelanggan asal Bumiayu, Kedungkandang, Sri Wahyuni, Kamis, 22 November 2012.
Sri Wahyuni bersama keluarga lain terpaksa membeli air minum isi ulang. Air digunakan untuk konsumsi rumah tangga. Sedangkan air PDAM hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Sri mengeluh karena harus mengeluarkan uang tambahan untuk memasak dan minum.
Direktur Teknik PDAM Kota Malang, Teguh Cahyono, mengatakan, tiga pompa PDAM di Sumber Wendit Tumpang, Kabupaten Malang, terendam banjir. Dampaknya, sekitar 80 ribu pelanggan dari total 116 pelanggan PDAM mengalami gangguan pasokan. Kualitas air minum menurun. "Air banjir masuk ke rumah pompa," katanya.
Untuk mengatasinya, kata Teguh, PDAM Kota Malang menguras air keruh melalui proses flashing. Petugas PDAM memperbaiki instalasi untuk mencegah air hujan dan banjir masuk ke rumah pompa. Meski air keruh, PDAM menjamin air layak minum.
Teguh menyampaikan PDAM memasang katup untuk pengendalian air baku. Banjir kali ini, katanya, tak begitu besar. Banjir terbesar terjadi pada 2010 lalu. Banjir menenggelamkan pompa hingga pasokan air ke pelanggan terhenti.
PDAM Kota Malang tak memberikan janji kompensasi kerugian bagi pelanggan. Teguh mengatakan, pasokan air diprediksi bakal segera pulih sehingga pelanggan bakal menikmati layanan air yang layak konsumsi.