Kasus Narkoba di Riau, Polisi Siksa Polisi

Reporter

Editor

Kamis, 15 November 2012 17:10 WIB

Ilustrasi. freedommag.org

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Umum Markas Besar Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar membenarkan adanya kasus percobaan pembunuhan terhadap Brigadir Satu (Briptu) Joko Fabrianto, anggota kepolisian Pekanbaru, Riau. Joko diduga hendak dihabisi oleh koleganya sesama polisi gara-gara urusan Narkotik dan Obat-obatan (Narkoba)

"Iya ada kasus itu. Kasus ditangani Polda Riau," kata Boy saat dihubungi, Kamis 15 November 2012.

Boy mengatakan kasus percobaan pembunuhan terhadap Briptu Joko tengah disidik Kepolisian Riau. "Sedang dicari siapa saja yang jadi tersangka," ujarnya. Boy tak bisa menjelaskan lebih rinci karena kasus tidak ditangani langsung oleh Mabes Polri. "Yang kami tahu kasus masih didalami," ujarnya.

Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S. Pane mengatakan kasus percobaan pembunuhan Joko menunjukkan bahwa narkoba telah menggerogoti institusi Polri. Oleh karena itu Polri harus bertindak tegas. "Polisi yang terlibat narkoba harus dihukum mati," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun IPW, Joko diduga hendak dihabisi teman-temannya sesama polisi karena mengetahui jaringan narkoba di lingkungan kepolisian. Agar jaringan itu tidak dibongkar, sejumlah polisi yang terlibat mafia narkoba di sana, memutuskan mendatangi Joko. Dia disiksa sebelum ditenggelamkan di sebuah kolam pemancingan. Beruntung Joko bisa melarikan diri.

Neta mendorong agar kepolisian melakukan tes urine rutin pad anggotanya. Polisi yang ketahuan positif memakai narkoba, kata Neta, harus segera dipecat dan dihukum.

ANANDA BADUDU

Berita Terpopuler:
Suami Ola Ditembak Mati di Depan Henri Yoso

Ini Pantangan Tinggal di Kampung Susun Ciliwung

Tiga Alasan Deddy Mizwar Mau Jadi Cawagub

Di SD, Tak Ada lagi Pelajaran IPA-IPS

Penangkapan Ola dan Suaminya Bak Film Hollywood

Malam 1 Sura, Keluarga Keraton Surakarta Ribut

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

13 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

29 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

35 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya