Warga Bali Minta Maaf, Konflik di Lampung Mereda  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 4 November 2012 19:23 WIB

Tokoh dan warga suku Bali dan Lampung berfoto bersama usai meneken 10 kesepakatan damai di Balai Keratun, Lampung (4/11). TEMPO/Nurochman Arrazie

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polisi Daerah Lampun, Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih, menyatakan, pernyataan minta maaf warga Bali yang dideklarasikan hari ini membantu proses peredaan konflik di Lampung Selatan.

Permintaan maaf kepada seluruh suku Lampung yang dilakukan di Balai Keratun, Komplek Pemerintah Provinsi Lampung itu menjadi pertanda baik. Dengan demikian, tidak ada lagi bentrok dua suku ini yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. "Besok mereka akan kembali ke rumahnya, Balinuraga," kata Sulistyaningsih saat dihubungi, Ahad, 4 November 2012.

Ia memaparkan, isi permintaan maaf warga Bali terdiri dari empat poin. Warga Bali menyampaikan permintaan maaf dari lubuk hati paling dalam kepada suku Lampung di wilayah dan di luar wilayah Lampung Selatan. Warga Bali juga berjanji tidak akan mengulangi ucapan dan tindakan yang bisa menimbulkan perpecahan atau perselisihan.

Warga Bali juga berjanji akan memberikan sanksi adat berupa pengusiran dari tempat tinggal bila ada perbuatan, tindakan, dan ucapan yang mengakibatkan perselisihan. Selain itu, mereka juga tak akan menghalang-halangi aparat penegak hukum untuk menegakkan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. "Warga Bali bersedia hidup berdampingan dengan suku lain di mana mereka berada," kata Sulistyaningsih.

Bentrokan terjadi diduga karena adanya insiden dua gadis Lampung asal Desa Agom yang sedang mengendarai sepeda motor dan diganggu pemuda asal Desa Balinuraga. Kedua gadis ini terjatuh dan mengalami luka-luka serta memicu kemarahan warga Desa Agom.

Ratusan warga Desa Agom menyerang Desa Balinuraga. Bentrokan ini beralih jadi bentrokan antar-etnis karena mayoritas warga Balinuraga adalah etnis Bali. Para penyerang menggunakan senjata tajam, parang, pedang, golok, celurit, dan senapan angin.

Bentrokan yang terjadi selama dua hari berturut-turut ini, menurut polisi, menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 12 orang. Polisi juga mengisolasi tempat tersebut hingga kondisi menjadi kondusif.

Bentrokan antarwarga di wilayah Lampung Selatan memang kerap terjadi. Pada Agustus 2012, bentrokan pernah terjadi antara warga Desa Banyuwangi dan warga Desa Purwosari, Natar.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terpopuler lainnya:
Nonton Konser Noah, Ibu-ibu Ini Diprotes Anak

Ditanya Soal Luna Maya, Ini Reaksi Ariel

Duduki Lahan Arthaloka, 23 Orang Bersenpi Ditahan

Istana Bantah Gelar SBY Ditukar Proyek Tangguh

Kata Rhoma Irama Soal Dukungan Jadi Capres

Kafe Ini Tawarkan Sejam Tidur dengan Orang Asing

Warga Miskin Jakarta Bakal Punya Dokter Pribadi

Berita terkait

Banjir di Sumatera Barat Sebabkan Jalan Nasional Terputus, Masyarakat Diimbau Lewat Jalan Alternatif

9 jam lalu

Banjir di Sumatera Barat Sebabkan Jalan Nasional Terputus, Masyarakat Diimbau Lewat Jalan Alternatif

Bencana alam banjir bandang di Sumatera Barat menyebabkan sejumlah jalan nasional terputus. Masyarakat diminta lewat jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

11 jam lalu

Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

11 jam lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz membantah tudingan KKB yang menyatakan pemerintah Indonesia menutup akses lembaga HAM ke Papua.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Akui Ada Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB Sepanjang 2021-2023

13 jam lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Akui Ada Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB Sepanjang 2021-2023

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, mengakui banyak menangani kasus anggota TNI-Polri yang berjual-beli amunisi dengan TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Penting, Ini Nomor Darurat Bantuan Kecelakaan di Jalan

20 jam lalu

Penting, Ini Nomor Darurat Bantuan Kecelakaan di Jalan

Seperti halnya di AS yang punya layanan darurat 911, Pemerintah Indonesia juga punya nomor yang bisa dihubungi untuk mendapat bantuan saat kecelakaan.

Baca Selengkapnya

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

2 hari lalu

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

Kompolnas mengapresiasi berbagai inovasi baru yang dibuat Polri untuk pelayanan kepada masyarakat, seperti notifikasi tilang via pesan WhatsApp.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 19 Remaja Diduga Terlibat Tawuran di Jakarta Barat, Sita Celurit hingga Stik Golf

3 hari lalu

Polisi Tangkap 19 Remaja Diduga Terlibat Tawuran di Jakarta Barat, Sita Celurit hingga Stik Golf

Polisi akan memanggil orang tua dan guru dari sekolah para pelajar yang terlibat tawuran itu untuk memberikan klarifikasi.

Baca Selengkapnya

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

3 hari lalu

Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

3 hari lalu

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

SAFENet mengingatkan Polri dan BSSN untuk transparan dalam dugaan impor alat sadap atau spyware dari sejumlah perusahaan Israel.

Baca Selengkapnya

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

3 hari lalu

Disebut Berbaur dengan Warga Saat Kontak Senjata, TPNPB OPM: Kami Kan Perang Gerilya

TPNPB-OPM, menjelaskan soal penyerangan markas Kepolisian Sektor Homeyo di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, sebagai perang gerilya.

Baca Selengkapnya