Kenapa Pelantikan Sultan Tidak di Keraton?  

Reporter

Selasa, 9 Oktober 2012 18:35 WIB

KGPAA Paku Alam IX (kiri) dan Sri Sultan Hamengkubuwono X. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta -- Pemerintah sengaja memindah lokasi pelantikan Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur DIY periode 2012-2015, dari semula di Keraton Yogyakarta menjadi di Istana Gedung Agung Yogyakarta, dengan alasan keamanan.

"Karena dihadiri Presiden langsung. Tempat itu dinilai Presiden lebih lebih aman, bersih, dan nyaman," kata Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Djohermansyah Djohan, di Yogyakarta, Selasa, 9 Oktober 2012.

SBY akan berada di Yogyakarta pada 9-10 Oktober 2012. Rencananya, SBY akan melantik Sultan dan Paku Alam di Ruang Garuda Gedung Agung dengan hanya dihadiri tak lebih dari 500 undangan.

Sultan dan Paku Alam IX rencananya bakal dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu, 10 Oktober 2012. Masyarakat hanya bisa menyaksikan proses yang dimulai pukul 09.00-09.30 itu melalui siaran langsung TVRI dan Radio Republik Indonesia. Pengamanan pelantikan sangat ketat. Sebanyak 6.000 personel TNI dan Polri bersiaga. Penjagaan sebanyak tiga lapis, mulai dari jalur Malioboro hingga ruas jalan menuju lokasi Gedung Agung.

"Masyarakat sebaiknya menonton dari televisi saja karena harus steril," kata Pangdam IV Diponegoro Hardiono Saroso. Pengamanan pelantikan telah berlangsung sejak Senin, 8 Oktober 2012 hingga 10 Oktober 2012, sesuai kedatangan Presiden SBY ke Yogyakarta.

Djohan menambahkan, pelantikan Sultan dan Paku Alam akan berdampak pada kekosongan jabatan kepala daerah DIY selama beberapa jam.

"Masa berakhirnya perpanjangan jabatan Sultan dan Paku Alam pada 9 Oktober ini habis tepat pukul 12 malam. Untuk pengganti sementara telah ditunjuk Sekretaris Daerah DIY, yakni Ichsanuri," kata dia.

Ichsanuri hanya akan menjabat sebagai pelaksana harian (Plh) Gubernur DIY selama beberapa jam, yakni sampai pelantikan dilakukan.

Penunjukan tersebut mempertimbangkan peraturan yang berlaku, yakni ketika ada kekosongan jabatan Gubernur, maka sekretaris daerah yang ditunjuk menggantikan.

Djohan menuturkan, pelantikan Sultan dan Paku Alam ini merupakan peristiwa khusus karena dilakukan tanpa melalui rapat paripurna DPRD DIY. Sebagai pengganti landasan hukum, untuk pelaksanaannya dikeluarkan Peraturan Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 2012 nomor 78/2012 tentang Pelantikan Kepala Daerah DIY sesuai keprotokolan negara oleh Presiden langsung.

"Jadi, selama lima tahun ke depan, dasar aturannya PP itu yang mengacu pada UU 13/2012 tentang Keistimewaan DIY dan juga UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah," kata dia. "Semua biaya ditanggung dengan sharing pusat dan daerah. Agar hemat."

PRIBADI WICAKSONO

Berita Lainnya:
SBY Bela KPK
Diberi Lampu Hijau, KPK Tancap Gas Kasus Simulator
Kasus Novel Baswedan Ditengarai Janggal
Seberapa Sering Idealnya Suami Istri Bercinta?
Kasus Simulator SIM Sepenuhnya ''Milik'' KPK

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

8 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

15 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

28 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

42 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

47 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

49 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

50 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.

Baca Selengkapnya

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

14 Februari 2024

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.

Baca Selengkapnya