Novel Tak Ada di Lokasi Penganiayaan  

Senin, 8 Oktober 2012 08:43 WIB

Penyidik KPK, Novel ketika bersaksi untuk Muhammad Nazaruddin dalam persidangan di Pengadilan TIndak Pidana Korupsi, Jakarta, (12/3). TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, membantah telah menganiaya pencuri sarang burung walet di Bengkulu pada 2004. Kepada Tempo, Novel berkisah, saat peristiwa itu dirinya baru seminggu menjabat Kepala Satuan Reserse di Kepolisian Resor Bengkulu. Saat itu dia berada di kantornya. Hal itu terungkap dalam majalah Tempo edisi “Mengapa Polisi Kalap”

Novel menuturkan, saat itu tiba-tiba ada laporan masuk. “Ada pencuri yang ditangkap, sempat ditembak, kemudian dihakimi massa. Ketika saya datang, pencuri itu tewas,” ujarnya, Sabtu lalu.

Saat itu, kata Novel, dirinya tak mungkin bisa mengusut siapa yang bertanggung jawab atas kematian tersebut. “Akhirnya saya putuskan, saya ambil tanggung jawab. Jadi, ketika peristiwa itu terjadi, saya sebenarnya tidak di lokasi.”

Novel mengaku pernah diingatkan agar tidak mengambil tanggung jawab itu. “Saya diancam kalau melakukannya akan dihukum berat,” ujarnya. Dia berkukuh mengambil alih tanggung jawab itu. “Saya tidak mau ada orang tak bersalah dihukum,” katanya.

Jumat pekan lalu, puluhan polisi dan Provos menggeruduk kantor KPK di Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Mereka hendak menciduk Novel yang dituding menganiaya enam pencuri sarang burung walet saat menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Bengkulu pada 2004.

Adapun Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Bengkulu, Ajun Komisaris Besar Hery Wiyanto, ngotot mengatakan dalam pra-rekonstruksi yang digelar pada 3 Oktober lalu, Novel menembak kaki pencuri sarang walet, Erwansyah Siregar dan Dedi Mulyadi.

"Rekonstruksi akan kami lakukan secepatnya setelah berhasil membawa Kompol N," kata Hery di Bengkulu kemarin. Pra-rekonstruksi itu diikuti saksi dan korban berjumlah 17 orang. Dalam pra-rekonstruksi, para tersangka saat itu, yakni Rizal Sinurat, Dedi Mulyadi, Erwinsyah Siregar, Ali, Doni, dan Mulyan Johani, pada 18 Februari 2004, dibawa ke Pantai Panjang dengan menggunakan tiga mobil, salah satunya sedan putih yang diklaim milik Novel.

Tiba di pantai, para tersangka pencurian itu diturunkan dalam keadaan terborgol. Masih dalam pra-rekonstruksi tersebut, lelaki yang berlaku sebagai “Novel” membawa Erwansyah dan Dedi Mulyadi ke arah pantai. Saat itulah, menurut versi polisi yang belum diverifikasi oleh Novel, “Novel” menembak kaki mereka.

Keluarga Mulyan Johani, korban tewas dalam insiden itu, mengaku tak pernah melaporkan kasus tersebut ke Polda Bengkulu. "Kami dari keluarga sudah ikhlas, meski kami ingin pelaku penembakan dihukum," kata Antoni Besmar, kakak kandung Mulyan. Anton menyayangkan baru diangkatnya kasus ini sekarang setelah bertahun-tahun mengendap di kepolisian.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengaku heran polisi baru mengusut kasus yang delapan tahun lalu mengendap. Hasil investigasi KPK menunjukkan laporan, kata Johan, baru dibuat pada 1 Oktober 2012. Selama ini Novel juga tak pernah diusut. Bahkan, dia digolongkan penyidik terbaik sehingga dikirim polisi ke KPK.

Tempo
berupaya menelusuri kasus ini lewat Ajun Komisaris Yogie Hardiman yang saat peristiwa tersebut menjabat Kepala Sentral Pelayanan Pores Kota Bengkulu. Sayang, dia enggan berkomentar. “No comment saya kalau soal itu,” kata Yogie yang kini menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Berau, Kalimantan Timur, kemarin.

BUDI SETYARSO | PHESI ESTER JULIKAWATI | FIRMAN HIDAYAT | JULI

Berita Terpopuler Lainnya:

Wawancara Novel Baswedan: Akan Saya Buka Semuanya

Sang 'Ndoro' Pengendali Proyek

Cerita Para Penyidik yang Diteror Polisi

Mengapa Polisi Kalap

Profil Novel Baswedan, Penyidik yang Lurus Hati

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

22 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

1 hari lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

1 hari lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 hari lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 hari lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

1 hari lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya