Kiai Gadungan Tipu Dua Kiai Pesantren

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 4 Oktober 2012 05:27 WIB

Ilustrasi Penipuan

TEMPO.CO , Jember - Ahmad Firman, 30 tahun, ditahan aparat kepolisian karena menipu dua orang kiai pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Dia mengaku memperdaya mereka dengan berakting seperti sosok kiai nyentrik dari Banten. "Saya menipu untuk dapat uang," ujar Ahmad kepada penyidik kepolisian sektor Sempolan-Silo, Rabu 3 Oktober 2012.

Untuk memuluskan muslihatnya, Firman mengenakan jubah putih, dan bersorban. Rambutnya gondrong dan selalu membawa tasbih besar seraya berbicara logat Banten. Pria asal kecamatan Kalibaru Banyuwangi yang sudah setahun mengontrak rumah di Kelurahan Karangrejo Kecamatan Sumbersari-Jember itu juga mengaku tidak bisa berbahasa Jawa maupun bahasa Madura kepada para korbannya.

Dalam sepekan terakhir, di Kecamatan Silo dia bisa meraup uang sebesar Rp 200 juta. Firman mengaku telah menipu Kiai Mawardi dan Kiai Muhlis. Selain itu, Ny. Paiman, istri Kepala Desa Karang Hardjo Kecamatan Silo. Ketiga orang itu tertipu janji dan akting Firman yang meyakinkan diri bisa menggandakan uang.

Aksi Kejahatan Firman terbongkar setelah polisi mendapat laporan dari Kiai Mawardi, seorang pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum di Desa Pace Kecamatan Silo. Mawardi mengaku kehilangan uang tunai sebesar Rp 75 juta. Selanjutnya Kiai Muhlis pengasuh pesantren Misbahul Falah juga mengaku tertipu Rp 50 juta, dan Ny. Paiman tertipu Rp 25 juta.

Firman mengaku tidak sendirian dalam beraksi. Dia dibantu dua temannya yang kini masih jadi buronan polisi yakni Hr, 40 tahun, warga Desa Pace Kecamatan Silo. HR, kata dia, bertugas mencari 'mangsa' di sekitar desanya, seperti yang terjadi
pada Mawardi. Hr menjanjikan bantuan menggiurkan kepada Mawardi. Ia bisa mengenalkan dengan seseorang yang akan membantu memperbanyak uang. Orang yang bisa menggandakan uang itu disebut-sebut merupakan kiai nyentrik asal Banten.

HR pun mengatur pertemuan antara Mawardi dan Firman si kiai gadungan. Pertemuan pertama terjadi di sebuah hotel di kawasan kota Jember. Kiai Ahmad Firman meminta syarat jika uangnya ingin berlipat ganda, maka Mawardi harus menyediakan uang tunai. Uang tunai Rp 75 juta. "Katanya nanti bisa berlipat menjadi Rp 5,6 miliar," ujar kiai Mawardi.

Dalam tiga kali pertemuan, total jenderal Mawardi menyerahkan uang tunai Rp 75 juta. Terakhir pada bulan September lalu, penyerahan uang terakhir sebesar Rp 10 juta dilakukan di rumahnya.

Setelah uang yang diserahkan terkumpul Rp 75 juta, Ahmad yang telah berubah menjadi 'kiai Banten' itu meminta izin masuk salah satu kamar di rumah Mawardi. Uang tunai asli dibungkus kertas hitam dan dibawa masuk ke dalam kamar. Setelah ditunggu beberapa saat, Firman keluar kamar sambil mewanti-wanti kepada pemilik rumah agar tidak masuk kamar tersebut hingga tiga hari.

Namun setelah Mawardi masuk kamar dan membuka bungkusan tas plastik hitam yang dikira berisi uang ternyata hanya guntingan kertas yang mirip uang. Tidak ada satupun uang asli dalam bungkusan itu. Merasa tertipu mentah-mentah, Mawardi melaporkan kasus itu ke polisi.

Setelah beberapa hari melacak, akhirnya polisi berhasil membekuk Firman di rumah kontrakannya. "Tersangka HR masih kita buru,"kata Kepala Kepolisian Sektor Sempolan-Silo, Ajun Komisaris Polisi Adi Sucipto.

Firman mengaku sebenarnya HR yang menjadi otak kejahatan itu. Dia mengaku hanya disuruh HR berakting sebagai kiai nyentrik. "Hasilnya, setelah dipotong uang operasional, dibagi berdua. Dia yang merencanakan semua, termasuk mencari sasaran," katanya.

Laki-laki yang badan dan kedua tangan penuhi tato itu mengaku tidak hanya menipu di Jember. Bulan lalu dia melakukan hal yang sama di Pulau Sumatera. Namun disana, kata dia, modusnya dengan menjual batu merah delima dengan harga puluhan juta rupiah. Padahal batu yang dijualnya merupakan batu palsu."Aslinya ya saya memang tidak bisa menggandakan uang," kata Firman.

MAHBUB DJUNAIDY

Berita terpopuler lainnya:
Pemerintah Siapkan ''Pengganjal'' Jokowi
Jokowi Tidak Akan Ambil Gaji Gubernur DKI?

Sakit Hati, Foto Bugil Kekasih Disebar ke Facebook

Bibit Waluyo: Saya Bukan Bajing Loncat

Cara Putri Gus Dur ''Merayu'' Djoko Susilo

Jokowi Puji Fauzi Bowo Sebagai Kesatria

Berita terkait

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

4 hari lalu

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

5 hari lalu

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

Program pendidikan yang dia ikuti itu akan dilaksanakan di Philippine Women's University pada 2024 di Manila dengan skema beasiswa parsial doktoral.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

5 hari lalu

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ungkap sejumlah modus penipuan baru.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

8 hari lalu

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Cabang Purwakarta memastikan 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang di PHK akan menerima pesangon pada Senin.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

10 hari lalu

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

Staf Khusus Menteri Keuangan mengatakan Jokowi sudah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Kasus Penipuan Deposito BTN, Ombudsman: Bukan Kali Pertama Terjadi

10 hari lalu

Kasus Penipuan Deposito BTN, Ombudsman: Bukan Kali Pertama Terjadi

Kasus penipuan deposito BTN bukan kali pertama. Ombudsman mengungkap kasus serupa sudah terjadi dua kali di dua tahun terakhir

Baca Selengkapnya

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

11 hari lalu

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

Kasus sejumlah nasabah yang mengklaim dananya hilang bermula ketika mereka menempatkan dana di BTN melalui pegawai perseroan.

Baca Selengkapnya

BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum atas Kasus Penipuan oleh Mantan Pegawai

11 hari lalu

BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum atas Kasus Penipuan oleh Mantan Pegawai

BTN berkomitmen menindak tegas setiap pelanggaran hukum dan tidak akan melindungipegawai yang melakukan penipuan dan penggelapan dana

Baca Selengkapnya

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

11 hari lalu

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

11 hari lalu

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Salah satu modus warga Nigeria disebut menikahi satu tersangka dari Indonesia untuk diperintah mengurus izin usaha.

Baca Selengkapnya