TEMPO.CO , Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi sebentar lagi dapat menempatkan tahanannya di Penjara Militer Guntur, Jakarta Selatan. Di tempat ini, sudah lama beredar macam-macam cerita menarik terkait.
Salah satu cerita tentang Rumah Tahanan Pomdam Jaya yang tertutup bagi publik itu adalah keberadaan kolam buaya di belakang rutan. "Tidak ada kolam buaya," ujar Kepala Penerangan Pomdam Jaya Kolonel Adrian kepada Tempo, Rabu 26 September 2012. Dia kontan tergelak saat ditanya keberadaan kolam predator itu.
Sayangnya, Adrian tak bisa menjelaskan dengan detail sejarah komplek polisi militer di kawasan Pasar Rumput itu. "Memang sebagian gedung tua peninggalan Belanda," kata dia.
Berdasarkan pantauan Tempo di komplek itu, rumah tahanan Guntur memang tergabung dengan Asrama Polisi Militer. Sejumlah keluarga tampak mendiami asrama yang tersedia. Sebagian bertingkat dua dan sejumlah bangunan baru bertingkat empat bercat krem.
Lokasi rumah tahanan itu sendiri ada di bagian paling belakang Komplek Pomdam Jaya. Setidaknya hal itu diakui oleh Sudirman, Perwira Piket yang ditemui Tempo.
Sudirman memastikan tak ada perbaikan di Rutan Guntur usai adanya penandatanganan MoU TNI dengan KPK. Sudirman enggan menyebut Rutan Guntur sebagai bui. "Itu tempat tahanan kita-kita saja (TNI)," kata dia.
Soal kolam buaya yang konon ada di belakang Rutan Guntur, Sudirman tak membantah ataupun mengelak. "Jangan dibilang begitulah. Buaya kan makan orang, nanti jadi banyak yang takut," ujar dia singkat.
SUBKHAN
Berita terpopuler lainnya:
DPR Terbelah Jika Kapolri Dipanggil KPK
Ini yang Akan Terjadi Jika Jendela Pesawat Dibuka
PDIP Tak Setuju Protokol Antipenistaan Agama SBY
DPR Pertanyakan Konflik Menhan dan Jakarta Post
Bulan Madu PDIP dan Prabowo di Ujung Tanduk
Kapolri: Saya Hanya Lakukan Proses Administrasi
Yudhoyono Raih Penghargaan Internasional
Berita terkait
KPK Jawab Nota Keberatan Eks Hakim Agung Gazalba Saleh Hari Ini
2 jam lalu
KPK membantah dakwaannya pada eks hakim agung Gazalba Saleh tidak jelas
Baca SelengkapnyaKPK Sita Rumah Anak Buah Syahrul Yasin Limpo di Kota Pare-Pare
3 jam lalu
KPK menyita rumah Direktur Alat Mesin Pertanian Kementerian Pertanian Muhammad Hatta di Pare-Pare
Baca SelengkapnyaSidang Dugaan Pemerasan di Kementan oleh Syahrul Yasin Limpo Hari Ini, KPK Hadirkan 7 Saksi
4 jam lalu
KPK hadirkan tujuh pegawai Kementerian Pertanian untuk bersaksi dalam sidang dugaan pemerasan oleh Syahrul Yasin Limpo
Baca SelengkapnyaSoal Kabar Namanya Masuk Penjaringan Calon Pansel KPK, Kepala PPATK: Masa Sih?
5 jam lalu
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, mengaku tidak percaya namanya diduga masuk dalam daftar calon anggota Pansel KPK.
Baca SelengkapnyaSekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Kembalikan Barang Sitaan, Ini Rinciannya
5 jam lalu
Sekjen DPR Indra Iskandar mengajukan gugatan praperadilan atas penetapannya sebagai tersangka kasus korupsi rumah dinas DPR.
Baca SelengkapnyaEks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Istri akan Penuhi Panggilan KPK soal LHKPN Janggal Hari Ini
7 jam lalu
KPK juga akan mengklarifikasi eks Kepala Bea Cukai Purwakarta itu soal kepemilikan saham sebuah perusahaan.
Baca SelengkapnyaICW Catat Sepanjang 2023 Ada 791 Kasus Korupsi, Meningkat Singnifikan 5 Tahun Terakhir
8 jam lalu
Pada 2023. ICW mencatat ada 791 kasus korupsi, 1.695 tersangka dan kerugian negara Rp 28,4 triliun.
Baca SelengkapnyaKhawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak
1 hari lalu
Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.
Baca SelengkapnyaPengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK
1 hari lalu
Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK
Baca SelengkapnyaIstri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK
1 hari lalu
KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN
Baca Selengkapnya