tur ke asia sukhoi superjet 100 jatuh di indonesia
TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 dari Rusia bertemu dengan tim investigasi Indonesia kemarin untuk membahas finalisasi draf laporan. “Dokumen ini diperkirakan akan diumumkan pada Oktober atau akhir November tahun ini,” kata Dmitry A. Solodov, Atase Pers Kedutaan Rusia untuk Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, ketua tim investigasi Rusia, Yuri Slyusar, bertemu dengan Ketua Komite Keselamatan Transportasi Indonesia (KNKT) Tatang Kurniadi. Slyusar, yang tiba di Jakarta kemarin malam, langsung mengadakan pertemuan dengan tim investigasi Indonesia.
Tatang, yang dihubungi Tempo untuk dimintai konfirmasi, tidak mengangkat teleponnya. Pesan pendek (SMS) yang dikirim juga tidak dijawab.
Pesawat penumpang komersial Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan 97004 buatan Rusia jatuh setelah menabrak Gunung Salak, Jawa Barat, 9 Mei lalu. Pesawat itu sedang melakukan demo terbang pertama. Seluruh penumpang dan awak pesawat, yang berjumlah 45 orang, tewas dalam peristiwa tersebut.
Sejumlah spekulasi tentang penyebab kecelakaan pun bermunculan. Dugaan berkembang, dari ketidaksiapan pilot, sistem pemantauan dan pengawasan lalu lintas pesawat, hingga kelemahan teknis pesawat itu.
Selain membahas finalisasi draf investigasi, Rusia menjelaskan kelanjutan pembayaran asuransi kepada masing-masing keluarga korban. Sejauh ini, kata Dmitry, ada 17 korban yang menerima pembayaran asuransi.
Menurut dia, sebanyak empat korban sudah finalisasi tahap pembayaran asuransi. Empat keluarga lainnya belum memutuskan pihak yang akan menerima asuransi. Dan delapan keluarga menolak pembayaran asuransi. Sementara dua keluarga lainnya tidak dapat dihubungi karena berada di luar negeri.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebut kondisi korban kecelakaan pesawat capung di Jalan Sunburst, Cilenggang, Tangerang Selatan masih utuh. Kecelakaan terjadi saat hujan deras melanda wilayah ini.