Masyarakat Tak Lupa Pembunuhan Munir  

Reporter

Jumat, 7 September 2012 19:11 WIB

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Sahabat Munir menggelar aksi mengenang 8 tahun pembunuhan Munir di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/9). ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta -Jumat, 7 September 2012, hari ini, merupakan delapan tahun kematian Munir Said Thalib alias Munir, seorang aktivis hak asasi manusia. Kematian pria kelahiran Malang, Jawa Timur, yang juga pejuang hak-hak buruh ini mendapatkan perhatian luas aktivis gerakan mahasiswa dan buruh di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Para aktivis di Cianjur, Jawa Barat, yang tergabung ke dalam Institute Study and Development (Inside) Cianjur dan Dewan Kota Cianjur, misalnya, menggelar aksi dengan mengganti nama Jalan Pasir Gede Raya menjadi Jalan Munir SH. "Penggantian nama jalan ini tidak hanya penghormatan untuk Cak Munir, tapi juga penanda agar masyarakat tidak melupakan kasus pembunuhannya."

Sedangkan aktivis Gerakan Masayarakat Aceh memperingati kematian Munir di Simpang Lima, Banda Aceh. Mereka berorasi dan mengusung poster Munir sebagai bentuk peringatan kepada pemerintah. Dalam orasinya, para aktivis meminta Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menetapkan Munir sebagai pahlawan nasional dan mengusut kematiannya.

Menurut Wahyu Susilo dari Migrant Care, Munir tak hanya pendobrak kebuntuhan hak asasi manusia di Indonesia melainkan juga sebagai pejuang keadilan buruh. Wahyu menuturkan, Munir lah yang mendorong lembaga yang dipimpinnya menggugat pemerintah atas ketidakpeduliannya terhadap kondisi buruh Indonesia di Sabah, Malaysia, pada 2002. Bagi para pejuang buruh, Wahyu menambahkan, kegigihan Munir sangat menginspirasi. "Dia membela semua orang yang dilanggar hak asasinya, termasuk warga negara asing."

Munir meninggal dalam penerbangan dari Jakarta ke Belanda pada 7 September 2004, delapan tahun lalu. Hasil otopsi yang dilakukan pihak berwenang Belanda menunjukkan bahwa kematian Munir disebabkan keracunan makanan yang mengandung arsenik. Kuat dugaan dia meninggal akibat diracun.

Sahabat Munir yang sama-sama pernah aktif di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Jakarta, Boedhi WIjardjo, mengatakan kepada Tempo, pekan lalu, bahwa proses peradilan terhadap kasus kematian Munir belum tuntas. “Harus ada kemauan politik pemerintah untuk mengungkap siapa sesungguhnya dalang pembunuhan Munir,” ujarnya. Boedhi menambahkan, “Bila kasus ini tak dibuka lebar, maka bakal menjadi pertanyaan anak cucu di masa depan.”

Pendapat senada disampaikan oleh Andi Soebyakto, sahabat Munir lainnya ketika sama-sama sebagai aktivis mahasiswa di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Andi mengatakan, kematian Munir akan tetap menjadi residu bagi peradaban bangsa ini. “Kelak, suatu saat, entah kapan, akan terungkap siapa pelaku sesungguhnya,” kata Andi.

“Munir itu simbol korban pelanggaran hak asasi manusia," ujar Dhandy D. Laksono, sutradara film Munir berjudul Kiri Hijau Kanan Merah kepada Tempo, Selasa, 4 September 2012.

Semasa hidupnya sebagai aktivis hak asasi manusia di Surabaya pada 1990-an, Munir kerap dicari-cari intelijen dan tentara. Apakah aktivitasnya membahayakan pemerintahan Orde Baru waktu itu, tak jelas benar. Yang pasti, kala itu, Munir adalah seorang “mentor” bagi kaum buruh. Dia mengajar tentang para buruh masalah perburuhan.

Pria ini sepertinya tak gentar dengan upaya kelompok intelijen membungkam aksinya. “Padahal dia itu dicari-cari terus oleh intelijen,” ujar Sukarjono, bekas buruh. Munir pun kerap menginap di kantor LBH Surabaya di Jalan Kidal 6 Surabaya. “Sore hari, pria keturunan Arab ini datang, baru pulang keesokan paginya. Malam pun, suami Suciwati ini tidak pernah tidur. Dia ngetik terus," kata Sukoharjo.

Kini kematian Munir telah menjadi simbol perlawanan terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan kaum buruh di Indonesia. Seluruh pendukung serta simpatisannya berharap pemerintah bersedia menjadikan Munir sebagai pahlawan nasional yang berani melawan kesewenang-wenangan dengan pengorbanan nyawa.

DEDEN ABDUL AZIS | DIANING SARI | NIEKE INDRIETTA | CHOIRUL

Berita lain:
Edisi Khusus Munir
Jalan Munir Diresmikan di Cianjur
Munir, Inspirasi Pejuang Buruh
Suciwati Bikin Galeri Perjuangan Munir

Munir dan Perempatan Jalan yang Diblok

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

39 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

40 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

46 hari lalu

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

47 hari lalu

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

47 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

47 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

51 hari lalu

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung

Baca Selengkapnya

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

55 hari lalu

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.

Baca Selengkapnya

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

19 Januari 2024

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.

Baca Selengkapnya

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

18 Januari 2024

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

Setiap Kamis sore sejak 18 Januari 2007, Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia.

Baca Selengkapnya