TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi membantah dirinya menolak penonaktifan itu. "Sejak awal saya mengatakan, saya akan mengikuti peraturan dan peraturan itu ya non aktif itu," kata Hasyim usai acara Deklarasi Dukungan Partai Damai Sejahtera (PDS) terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Megawati-Hasyim Muzadi di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (18/5). Pertemuan Suriah Nahdatul Ulama (NU) di Rembang, Minggu (16/5) malam memutuskan menonaktifkan Hasyim sebagai Ketua Umum PBNU. Pertemuan yang dipimpin Rais Am PBNU, KH Sahal Mahfud, itu juga menonaktifkan Salahuddin Wahid sebagai salah satu ketua PBNU. Muzadi adalah calon wakil presiden dari PDI Perjuangan, sedangkan Salahuddin Wahid adalah calon wakil presiden dari Partai Golkar. Hasyim menilai, mekanisme penonaktifan tersebut sudah sesuai aturan. "Itu bagus, keputusan Suriah itu sangat bagus," katanya. Dia menjelaskan, semua calon dari NU baik untuk legislatif atau eksekutif, sepanjang tidak merangkap ketua partai, memang harus nonaktif. Tentang kemungkinan menurunnya dukungan kalangan NU akibat penonaktifan itu, Hasyim mengatakan, itu soal belakang. Dia mengatakan, yang paling penting adalah pendidikan demokrasi sudah dilakukan. Lagipula, lanjutnya, tokoh-tokoh NU tidak boleh berada diatas NU. "Semua harus jadi bagian dari NU, bukan NU yang bagian dari perorangan," ujarnya. Deddy Sinaga Tempo News Room