Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)

Reporter

Senin, 3 September 2012 16:37 WIB

Jalaludin Rakhmat. TEMPO/Praga Utama

TEMPO.CO, Jakarta - Perseteruan antara penganut Sunni dan Syiah bukanlah hal baru. Konflik ini telah berjalan ribuan tahun. Lokasi bentrokan tak cuma di Indonesia saja, melainkan pada banyak negara. Karenanya, cendekiawan Jalaluddin Rakhmat menyatakan konflik Sunni-Syiah bukan problem lokal atau nasional. Melainkan permasalahan internasional.

Ketika Tempo berkunjung ke kediamannya, Kamis, 29 Agustus 2012, lelaki yang biasa disapa Kang Jalal ini bercerita soal Syiah di Indonesia. Mulai dari proses penyebaran, konflik, cara beribadah, hingga ancaman yang kerap diterima pengikut Syiah. Dan ini perbincangan bagian keenam antara wartawan Tempo: Choirul Aminuddin, Erwin Zachri, Cornila Desyana, dan Praga Utama dengan Ketua Dewan Syuro ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia itu.

Anda katakan, ada yang mengatur penyerangan di Sampang. Apakah itu gerakan baru?
Tidak. Gerakan ini sudah melalui proses yang panjang dan melewati beberapa tahap. Sebelum mereka serang Syiah, diserang dulu Ahmadiyah. Ternyata berhasil.

Tapi kenapa mereka mau singkirkan Syiah? Apa keuntungannya?
Banyak. Dari segi lokal, ada satu tokoh agama di Jawa Timur yang mengatakan ini sebetulnya bukan soal pendapat, tetapi soal pendapatan. Ada yang mendapatkan dana sekian atau mobil, ada lagi yang tidak mendapat. Jadi menimbulkan konflik.

Lalu ada juga yang mengatakan kalau Ustad Tajul Muluk sering memberikan pengajian tanpa pernah menerima amplop. Padahal tradisi di Madura, para ustad menerima amplop usai pengajian. Maka analisis saya, sebagian ustad menganggap sikapnya Tajul itu merusak pasar. Itu kesimpulan saya.

Tajul juga membangun rumah perawatan untuk orang sakit. Dan bila ada bencana dia memberikan bala bantuan. Hasilnya, orang-orang menyukai dia. Jemaah Tajul jadi semakin banyak. Dan bagi ustad di daerah, kehilangan satu jemaah itu merupakan masalah. Apalagi kalau banyak jemaahnya yang pindah pengajian. Perkara besar itu.

Itu dari segi lokal. Kalau tingkat nasionalnya?
Mereka mau membuat Indonesia tidak aman. Membuat pemerintah yang sekarang tak bisa tidur.

Apa konflik Syiah di Sampang bisa dikategorikan terbesar?
Ya. Untuk di Indonesia. Dan sekarang kondisinya sudah di luar kendali Rois (adik sekaligus tersangka kasus penyerangan kelompok Syiah Sampang). Sebab konfliknya sudah sebesar ini. Dan menurut saya, Rois juga harus dihukum. Dialah yang menyerang.

Baca juga:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 1)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 2)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 3)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 4)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 5)


CORNILA DESYANA

Berita lain:
Cerita Jalaluddin Rakhmat Soal Syiah Indonesia (Bagian I)

Pengungsi Syiah Sampang, Madura, Terserang Tomcat

Tabuik, Warisan Syiah tanpa Syiah

Kang Jalal pun Diancam Mati

Kang Jalal Tak Setuju Relokasi Warga Syiah, Madura

Berita terkait

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.

Baca Selengkapnya

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?

Baca Selengkapnya

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.

Baca Selengkapnya

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.

Baca Selengkapnya

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.

Baca Selengkapnya

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.

Baca Selengkapnya