TEMPO.CO, Sampang - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sampang Ajun Komisaris Besar Solehan menyatakan tak mudah bagi polisi untuk mencegah konflik antara kelompok Syiah dan Sunni yang terjadi di Sampang, Madura, Ahad lalu, 26 Agustus.
Menurut dia, sebelum penyerangan terjadi, sudah ada sekitar 30 petugas kepolisian yang berjaga di lokasi tersebut. "Kami kalah jumlah dan akhirnya hanya mengamankan warga Syiah yang terdesak serangan," kata Solehan saat berbincang dengan Komisioner Komnas Ham Hesti Armiwulan di Kampung Nangkernang, Selasa, 28 Agustus 2012.
Solehan menjelaskan, lantaran berusaha membantu kelompok Syiah yang terdesak, sejumlah aparat terluka karena terkena lemparan batu.
Tak bisa menengahi dua golongan itu, Solehan melanjutkan, polisi meminta warga Syiah tidak membalas serangan dan menyarankan mereka supaya terus bergerak mundur mencari tempat aman untuk berlindung.
Pernyataan serupa disampaikan Kepala Bagian Operasi Polres Sampang Komisaris Alvian. Saat penyerangan terjadi, dia mengatakan tengah sibuk menyelamatkan warga Syiah, khususnya anak-anak dan perempuan. "Karena sering melihat saya, sejumlah warga Syiah akhirnya keluar dari persembunyian dan langsung dievakuasi," katanya.
Dari pantauan Tempo, situasi di Kampung Nangkernang sudah tenang. Namun warga Syiah enggan ke luar rumah. Mereka tetap berkelompok di rumah-rumah yang selamat dari amuk massa.
Setelah mendapat bantuan tambahan personel, Alvian menjelaskan, pasukan disebar di tiga lokasi, yakni di kediaman Tajul Muluk, Haji Munir, dan Ustad Iklil. Aparat berjaga di tempat itu mulai pukul 08.00, 13.00, dan 16.00 untuk melakukan patroli bersama, termasuk 16 pasukan bersepeda.
MUSTHOFA BISRI
Berita terpopuler lainnya:
Mantan Gubernur Ini Akhirnya Nikahi Selingkuhannya
''Baju Kotak'' Jokowi Dijual di Mobil-mobil
Tomy Winata: Konflik Paulus Bukan dengan Andi
Bercinta dengan Pasien, Perawat Ini Diskors
Tommy Winata: Saya Menengahi, Paulus Ajak Damai
Tewas Saat Berfoto dengan Gaun Pengantin
Suami Diam-diam Jadi Donor Sperma, Istri Menggugat
Survei: Wanita Malaysia Paling Tak Setia
Kagawa ''Buta'' Instruksi Ferguson
Jokowi ''Punya'' Esemka,Gubernur Jabar Tak Mau Kalah
Berita terkait
Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
8 jam lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
9 jam lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
15 jam lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca SelengkapnyaKata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
1 hari lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaKorlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
1 hari lalu
Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.
Baca SelengkapnyaKorlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri
1 hari lalu
Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai
1 hari lalu
Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota
1 hari lalu
Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.
Baca SelengkapnyaTPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
1 hari lalu
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.
Baca Selengkapnya37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini
1 hari lalu
Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat
Baca Selengkapnya