TEMPO.CO, Purbalingga - Sebanyak 40 pendaki berhasil dievakuasi dari lokasi kebakaran lereng Gunung Slamet. Mereka sempat terjebak di pos 5 jalur pendakian Bambangan, Purbalingga, karena api semakin meluas.
“Dari 250 pendaki, 40 di antaranya berhasil dievakuasi turun melalui jalur Bambangan. Sisanya turun lewat jalur Guci Tegal,” kata koordinator tim SAR Desa Kutabawa Purbalingga, Sugeng Riyadi, Sabtu, 25 Agustus 2012.
Sugeng mengatakan tim survei pendahuluan sudah turun kembali ke markas tim SAR. Mereka melaporkan luas hutan yang terbakar sekitar 20 hektare. Kebakaran diperkirakan akan terus meluas karena di atas lereng tidak ada air untuk memadamkan api.
Selain itu, saat ini angin di atas lereng berembus cukup kencang sehingga mempercepat laju api. Cuaca yang cukup terik juga menambah sulit memadamkan api.
Wakil Bupati Purbalingga Sukentho Ridho mengatakan, saat ini, tim SAR sedang berusaha melokalisasi api agar tidak semakin meluas. “Pendaki sudah berhasil dievakuasi semua. Kini tinggal bagaimana melokalisasi api agar tidak semakin meluas,” katanya.
Untuk mencapai pos 5, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar lima jam. Namun, untuk pendaki awam, bisa lebih lama.
Hutan Gunung Slamet terbakar sekitar pukul 03.30 tadi. Kebakaran diduga disebabkan pendaki yang lupa mematikan api unggun. Di pos 5 sendiri, banyak ditumbuhi pohon kaliandra yang sangat mudah terbakar. Pohon tersebut tumbuh di bekas tanaman edelweiss yang terbakar pada 1997.
ARIS ANDRIANTO
Berita terpopuler lainnya:
Kebakaran di Gunung Slamet, Pendaki Turun Jalur Lain
Hutan Gunung Slamet Terbakar
Kebakaran Gunung Slamet Berasal dari Api Unggun
Hutan di Lereng Gunung Slamet Sering Kebakaran
Pendaki Gunung Slamet Dilarang Bikin Api Unggun
Berita terkait
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T
26 hari lalu
Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.
Baca SelengkapnyaPertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023
34 hari lalu
Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.
Baca SelengkapnyaBNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera
20 Maret 2024
Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaRisiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api
17 Maret 2024
Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPenugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca
15 Maret 2024
Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.
Baca SelengkapnyaTentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah
15 Maret 2024
Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla
15 Maret 2024
Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.
Baca SelengkapnyaPara Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan
14 Maret 2024
Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaSuhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas
10 Maret 2024
Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla
3 Maret 2024
Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?
Baca Selengkapnya