Hamengku Buwono X: Korupsi Hambat Cita-cita Proklamasi  

Reporter

Editor

Jumat, 17 Agustus 2012 14:12 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton yang juga Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan HB X, menuturkan cita-cita mewujudkan keadilan sosial yang mestinya bisa diraih bangsa Indonesia dengan hari jadinya ke 67 tahun ini masih belum tercapai.

Sejarah ekonomi bangsa selama masa penjajahan 3,5 abad masih memberikan gambaran bahwa eksploitasi sumber daya alam telah mengakibatkan kemiskinan, kebodohan, dan kesenjangan sosial yang awet hingga kini.

“Yang jadi masalah, kemiskinan yang angkanya cukup tinggi itu masih diperparah lagi dengan perilaku koruptif serta berbagai macam penyelahgunaan wewenang dan kekuasaan,” kata Sultan dalam upacara kemerdekaan di Yogyakarta, Jumat, 17 Agustus 2012.

Semua permasalahan komplek itu terus menumpuk, tak terselesaikan hingga makin membuat cita-cita Proklamasi masih jauh panggang dari api.

Sultan menuturkan maraknya gambaran perilaku koruptif itu menunjukkan peringatan hari kemerdekaan masih sekedar formalitas, tanpa sadar tujuan didirikannya Republik ini.

“Sehingga mungkin tidak begitu tergugah lagi betapa proklamasi merupakan tonggak sejarah penting untuk mengangkat harkat bangsa merdeka,” kata dia.

Sultan menambahkan, perilaku korupsi telah membuat kemerdekaan yang diraih penuh pengorbanan jadi ternoda. Tak hanya perilaku penyalahgunaan wewenang, tapi juga penegakan hukum yang tidak memenuhi rasa keadilan, dan perilaku menyimpang lainnya membuat peringatan kemerdekaan menjadi terasa naïf. “Dengan kondisi itu menjadi tidak ada peluang bagi rakyat,” kata dia.

Disebutkan Sultan ketika sudah merdeka, pemerataan ekonomi juga masih menjadi tanda tanya besar bagi semua elemen. Menurutnya jika kesenjangan itu dibiarkan terus melebar maka semakin besar pula ketidakmerataan distribusi pendapatan serta perekonomian masyarakat, antara yang mampu dan yang kurang mampu atau miskin.

Sultan menambahkan momentum peringatan detik-detik Proklamasi seharusnya bisa jadi momentum mewujudkan pembangunan sebenarnya yang mencakup pemberdayaan manusia. Bukan dalam arti fisik atau jumlah lagi. “Tapi benar dapat dirasakan merata masyarakat,” ujarnya.

Peringatan kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta dipusatkan di Kompleks Kepatihan dan Istana Gedung Agung. Sultan memimpin peringatan di Gedung Agung sebagai pembina upacara. Tepat pukul 10.00 WIB, sirene di Pasar Beringharjo dan Pasar Gading dibunyikan secara bersamaan selama tiga menit. Sesaat kemudian Ketua DPRD DI Yogyakarta, Yoeke Indra Agung Laksana, membacakan teks proklamasi.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2022

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

Belajar sejarah tak melulu dari buku melainkan juga bisa lewat menonton film. Simak ulasannya di sini.

Baca Selengkapnya

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

5 Juni 2022

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

Menyosialisasikan perjuangan Ratu Kalinyamat lewat pagelaran seni-seni tradisional yang digemari masyarakat, harus terus ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2021

Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

Laksamana Maeda dianggap pengkhianat karena mendukung kemerdekaan Indonesia. Bagaimana nasibnya?

Baca Selengkapnya

BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

16 Agustus 2021

BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

BM Diah mengatakan naskah asli teks proklamasi dibuang ke tempat sampah begitu saja usai diketik oleh Sayuti Melik.

Baca Selengkapnya

Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

16 Agustus 2021

Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

Ulama Muhammadiyah di Yogyakarta membentuk satuan Askar Perang Sabil (APS) untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

14 Agustus 2021

AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

AR Baswedan merupakan kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Baca Selengkapnya

Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

5 Agustus 2021

Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

Sukarni bersama tokoh pemuda lainnya menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok jelang kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

17 Agustus 2017

Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

Dua bulan setelah Proklamasi 1945, Kepala Kepolisian Negara Raden Said Soekanto memberi tugas kepada pemuda-pemuda menyebarkan berita proklamasi.

Baca Selengkapnya

Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

16 Agustus 2017

Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

Amir Hamzah mempromosikan pentingnya kemerdekaan hingga ke dusun. Dibunuh karena dianggap pengkhianat.

Baca Selengkapnya

Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

31 Juli 2017

Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

Inilah catatan harian kita seputar Proklamasi 17 Agustus 1945. Ada kisah yang Anda belum tahu?

Baca Selengkapnya