Titik Nol Kilometer Malioboro Harus Steril  

Reporter

Editor

Sabtu, 28 Juli 2012 11:51 WIB

Karya seni yang dipamerkan para seniman dalam tajuk Outdoor Malioboro Exposition di Titik Nol Kilometer Yogya, Senin (11/6). TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta- Ratusan pedagang kaki lima di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta kecewa. Hasil negosiasi mereka dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta, yang difasilitasi DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap melarang mereka berjualan di kawasan ujung selatan Malioboro itu.

Pertemuan di gedung DPRD DIY, Jumat 27 Juli 2012, itu membuahkan keputusan bahwa kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta harus tetap steril dari aktivitas perdagangan. “Kami tak bisa mengabulkan permintaan itu. Sebab, itu melanggar aturan,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta, Heru Pria Warjaka.

Ia ngotot Titik Nol Kilometer harus steril karena berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Yogya Nomor 26 Tahun 2002 tentang Penataan Pedagang Kaki Lima. Payung hukum lainnya adalah Peraturan Wali Kota Yogya Nomor 37 Tahun 2010 tentang penataan pedagang kaki lima kawasan khusus Malioboro-Ahmad Yani.

Keputusan ini mendapat reaksi keras dari pedagang Titik Nol Kilometer yang tergabung dalam Aliansi Tolak Penggusuran. Mereka mengecam bahwa perda itu dibuat untuk kepentingan pemerintah kota dan pemodal besar belaka, tapi tak melihat kebutuhan masyarakat umum. Para pedagang mengancam akan tetap berjualan di lokasi itu.

Menurut pedagang, pemerintah kota dan DPRD mengeluarkan aturan itu hanya demi elite. “Selama ini, ya, itu-itu saja alasannya. Demi citra, ikon, atau karena di depannya ada Istana Negara. Kenapa bukan istana saja yang digusur. Itu juga tak bermanfaat buat rakyat,” kata perwakilan pedagang, Agustine, sengit.

Menurut dia, pemerintah kota ia nilai juga tak konsisten dalam menata kawasan Titik Nol Kilometer. Semula, kata dia, pemerintah meletakkan pot-pot besar di kawasan tersebut dan di sepanjang Malioboro. Namun, kata dia, setelah itu pot tersebut digusur juga ketika Yogyakarta berganti pemimpin. “Kalau penataan berubah-ubah dan menghabiskan duit banyak, apa itu tak dianggap kesalahan aturan,” kata dia.

Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Agus Prasetyo, menyatakan saat ini DPRD Kota bekerja sama dengan pemerintah kota sedang mencarikan tempat yang tepat untuk pedagang. “Tapi, ya, tolong bersabar dulu. Kami pun masih bekerja mencari tempat itu,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO


PKL

Berita terkait

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

33 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?

Baca Selengkapnya

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

7 November 2023

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

Sebuah hotel di BSD akhirnya mau menerima Irvine, siswa SMK berkebutuhan khusus untuk magang praktek kerja lapangan.

Baca Selengkapnya

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

2 Oktober 2023

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

Pada 7 Agustus, pedagang kuliner di sekitar ITB digusur pemerintah Kota Bandung karena lokasi berdagangnya termasuk jalur terlarang.

Baca Selengkapnya

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

23 Agustus 2023

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

Para PKL meminta polisi menindak ormas yang meminta sumbangan untuk HUT organisasi. Setiap hari sudah menarik iuran ke pedagang.

Baca Selengkapnya

Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

7 Agustus 2023

Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

Keluarga Mahasiswa ITB mencatat beberapa masalah yang harus dijelaskan sebelum relokasi PKL.

Baca Selengkapnya

Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

2 Juni 2023

Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

Di kawasan Pantai Padang, memang berdiri tenda-tenda semi permanen milik pedagang.

Baca Selengkapnya

Protes PKL Serobot Trotoar, Warga Komplek Pertamina Pondok Ranji Pasang Spanduk

21 Mei 2023

Protes PKL Serobot Trotoar, Warga Komplek Pertamina Pondok Ranji Pasang Spanduk

Ketua RT Kompleks Pertamina sebut warga telah mengadukan PKL serobot trotoar itu ke Kecamatan Ciputat, namun keluhan itu tidak digubris oleh camat.

Baca Selengkapnya