Rumah Bersalin Rawan Penculikan Anak  

Reporter

Editor

Selasa, 24 Juli 2012 09:05 WIB

Sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan modus operandi kasus anak hilang dari tempat bersalin umumnya dilakukan orang terdekat. "Atau paling tidak telah mengenal korban atau keluarganya," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, dalam konferensi pers di kantornya Senin, 23 Juli 2012.

Modus operandi kasus anak hilang yang ditangani lembaganya, kata Arist, dilakukan dengan cara mendekati korban dan mengaku sebagai tenaga medis rumah bersalin. Setelah keluarga tidak menaruh curiga, sindikat penculikan bayi kemudian membawa lari bayi yang diincar.

Arist menjelaskan mudahnya para pelaku menculik anak karena sindikat penculikan bayi berbasis di rumah bersalin seperti rumah sakit, klinik bersalin, dan puskesmas. Sindikat itu melibatkan dan memanfaatkan tenaga kesehatan seperti suster, bidan, koas, bahkan petugas kebersihan dan petugas medis magang sebagai eksekutor atau informan.

Pelaku memanfaatkan kelengahan keluarga korban yang menyangka mereka petugas medis biasa. Setelah keluarga korban yakin, sindikat penculik bayi kemudian bergerak cepat dan tepat. Ia menjelaskan sering kali pelaku memanfaatkan kelengahan dan kesibukan para petugas kesehatan lainnya maupun memanfaatkan lemahnya sistem keamanan rumah bersalin.

"Sasaran para pelaku penculik bayi di rumah bersalin adalah bayi yang berusia lima hari ke bawah," kata Arist. Pemilihan umur tersebut untuk mempermudah pengalihan identitas bayi, baik akta lahir maupun surat kenal lahir.

Arist mengatakan, dari pengalaman empirik Komnas PA, tujuan penculikan anak-anak di bawah satu tahun adalah untuk tujuan adopsi ilegal, baik untuk permintaan dalam negeri mapun permintaan lintas negara. Fakta yang terungkap, kata Arist, adopter bayi-bayi yang diculik itu memberikan imbalan kepada pelaku penculikan dengan kisaran Rp 5-10 juta per bayi sebagai pengganti biaya persalinan dan perawatan.

"Data kami juga menunjukkan anak-anak yang diculik juga bertujuan untuk eksploitasi seksual dan eksploitasi ekonomi bagi anak-anak yang diculik dengan umur 12 tahun," kata Arist. Mereka dipekerjakan di jalanan maupun di tempat-tempat prostitusi.

Sepanjang Januari-Juli 2012, Komnas PA menerima pengaduan 39 kasus anak hilang. Sebanyak 15 di antaranya, hilang di rumah bersalin. Selain itu, data Komnas PA juga menunjukkan lokasi penculikan anak biasanya juga di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat berman anak.

RAFIKA AULIA

Berita Populer:
Pelaku Teror Batman Terancam Hukuman Mati
Terancam Digusur, Ini Kata Murid Sekolah Kartini
Fast Food Picu Penyakit Jantung di Asia
Brotoseno dan Angie kembali Pamer Kemesraan
Inilah Lagu Ariel dan Peterpan yang Meledak

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

13 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

34 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

51 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

59 hari lalu

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

1 Maret 2024

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

1 Maret 2024

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya