Jaga Integritas Pers, Para Pemimpin Redaksi Bentuk Forum  

Reporter

Editor

Kamis, 19 Juli 2012 08:02 WIB

Pemimpin redaksi majalah Tempo Wahyu Muryadi. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin redaksi (pemred) dari berbagai media massa di Indonesia mendeklarasikan pembentukan Forum Pemimpin Redaksi. Forum beranggotakan 50 pemimpin redaksi berbagai media massa, baik cetak, online, televisi, dan radio.

Ketua Forum Pemimpin Redaksi, Wahyu Muryadi, mengatakan terbentuknya forum ini atas dasar kesepahaman ide, misi, dan visi untuk menekankan cita-cita menjaga independensi dan integritas para pemimpin redaksi di Indonesia. Sebab, penentu kebijakan tertinggi termasuk pemberitaan di redaksi media massa berada di tangan pemimpin redaksi.

"Tujuan kami meningkatkan profesionalisme dan komitmen menjaga independensi media dari kepentingan siapa dan apapun," kata Wahyu Muryadi dalam konferensi persnya usai deklarasi Forum Pemimpin Media Massa, di Atlet Century, Jakarta, Rabu, 18 Juli 2012.

Forum ini terbentuk secara legal dengan memiliki AD/ART serta dicatat oleh notaris agar terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM. Karena itulah, setiap anggota forum harus memiliki sertifikasi kompetensi dan medianya telah diverifikasi oleh Dewan Pers.

Wahyu yang merupakan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo ini menegaskan forum ini berfungsi menjaga integritas media dan saling mengingatkan anggotanya terhadap benturan kepentingan pemilik modal. Forum juga akan sejalan dengan peran Dewan Pers sebagai mediator sengketa pemberitaan. "Kami mitra Dewan Pers," ujarnya.

Dewan Pengawas Forum Pemimpin Redaksi Ilham Bintang mengatakan, proses munculnya deklarasi forum ini telah berjalan sejak tiga bulan lalu. Forum muncul untuk mengembalikan kedaulatan fungsi redaksi. "Dewan Pers belum cukup mengantisipasi dinamika perkembangan dalam pers seperti penindasan, pelecehan, dan masalah lainnya," kata pemimpin redaksi Cek & Ricek ini dalam kesempatan sama.

Dia berpendapat, dengan adanya forum ini, maka kebebasan pers bisa dijaga secara konsisten untuk menghindari adanya penyalahgunaan fungsi pers dari kepentingan politik dan lainnya. "Tapi kami ini bukan organisasi," katanya.

Penyediaan dana berasal dari patungan tiap anggota sebesar Rp 12 juta yang bisa dicicil selama satu tahun. Nantinya, setiap penggunaan anggaran akan diaudit oleh lembaga independen profesional. Forum mengharamkan mendapat sokongan dana dari partai politik tertentu atau dari institusi tertentu yang menggunakan APBN atau APBD.

Menurut Ilham, forum bersifat independen dan tidak berafiliasi secara langsung atau tidak dengan lembaga manapun baik politik, kemasyarakatan, maupun agama. Independensi terus dijaga untuk mengantisipasi ancaman terhadap kebebasan pers yang bisa datang dari manapun. Ancaman terbagi menjadi tiga, yakni ancaman eksternal, ancaman profesi, dan ancaman dari pemilik modal.

ROSALINA

Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya