Pengurus Golkar Tak Kompak Soal Pemecatan Kalla

Reporter

Editor

Kamis, 19 Juli 2012 05:31 WIB

Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, saat mengikuti seminar Energi Migas, di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa (17/7). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta-– Meski sudah resmi mendeklarasikan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden tunggal, Partai Golongan Karya bakal memperingatkan mantan wakil presiden Jusuf Kalla jika nekat mencalonkan diri sebagai presiden dari partai lain.

Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Leo Nababan mengatakan bahwa Kalla, sebagai kader senior Golkar, tetap harus menaati keputusan rapat pimpinan nasional, yaitu mengajukan Aburizal Bakrie sebagai calon tunggal dalam Pemilihan Umum 2014."Kami akan beri peringatan kepada siapa pun yang berani menentang keputusan rapat pimpinan," katanya kepada Tempo, Rabu 18 Juli 2012.

Sebelumnya, Jusuf Kalla mengaku tak gentar menghadapi ancaman pemecatan. Mantan ketua umum sebelum Aburizal Bakrie ini disebut bakal diajukan oleh sejumlah partai, seperti Nasional Demokrat. Kalla mengaku sudah bertemu dengan elite Nasional Demokrat. "Mau dipecat dua atau tiga kali, tidak ada soal," katanya. Lihat: Jusuf Kalla Tak Gentar Dipecat Golkar.

Menurut Leo, pemecatan kader yang mencalonkan diri dari partai lain telah disepakati dalam rapat pimpinan nasional. Tapi Golkar akan menunggu sampai Kalla benar-benar mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dari partai lain. Saat ini Golkar baru akan memberi peringatan.

Ketua Badan Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia Golkar, Victor Nadapdap, mengatakan sanksi pemecatan buat kader yang melawan keputusan rapat pimpinan nasional tak bisa ditawar lagi. Ia menegaskan bahwa keputusan itu berlaku bagi semua kader. "Termasuk Jusuf Kalla," katanya.

Nyatanya, pengurus Golkar tak satu suara soal pemecatan Kalla. Ketua Golkar Bidang Kepemudaan, Yorrys Raweyai, menilai pemecatan Kalla akan menghancurkan suara Golkar. Apalagi Kalla memiliki basis kuat di partai itu. "Beliau mantan ketua umum dan mantan wakil presiden. Memecat Kalla sama saja membawa partai menuju kehancuran," kata Yorrys.

Yorrys juga menilai pencalonan Aburizal tak sesuai dengan aturan partai. Peraturan Organisasi Golkar nomor 13 menyatakan keputusan mencalonkan presiden dan kepala daerah harus didasari survei. Sedangkan deklarasi Aburizal tak melewati survei.

Toh, Leo Nababan mengatakan partainya tak khawatir memecat Kalla meski tingkat keterpilihan Kalla jauh lebih tinggi dibanding Aburizal dalam sejumlah survei. Aburizal, kata Leo, bakal melakukan perlawanan. Ia juga tak khawatir terjadi perpecahan pengurus daerah soal pemecatan Kalla. Leo memastikan pengurus daerah yang mendukung Kalla juga bakal dipecat.

FEBRIYAN | IRA GUSLINA SUFA

Berita lain:
Liputan Khusus Ramadan 2012
Liputan Khusus Pemilihan Gubernur DKI Jakarta
Kalla Pilih Pinangan Mana, Gerindra atau NasDem?
Soal Capres, Kalla Tantang Golkar
Partai Golkar Ancam Pecat Jusuf Kalla

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

11 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

12 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

23 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

23 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

23 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

24 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

24 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

41 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya