TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Banyuwangi, Ahmad Haris Harsono, mengatakan sebanyak 584 sekolah dasar negeri maupun swasta di Banyuwangi belum memiliki perpustakaan. Alasannya beragam, mulai dari pihak sekolah kesulitan menyediakan ruangan hingga kesulitan pengadaan buku.
Haris menjelaskan dari 860 SD di Banyuwangi, hanya 276 SD yang memiliki perpustakaan. "Yang 276 perpustakaan tersebut dibangun oleh pemerintah pusat pada tahun 2010 dan 2011 lalu," kata dia kepada wartawan, Rabu, 18 Juli 2012.
Menurut Haris, banyak sekolah yang belum memiliki perpustakaan karena kesulitan biaya. Apalagi selama ini masih banyak sekolah yang masih kekurangan ruang belajar. Pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus Pendidikan telah membangun 130 perpusatakaan pada 2010 lalu. Kemudian pada 2011, pemerintag membangun 146 perpustakaan. Anggaran membangun ruangan setiap perpustakaan dijatah Rp 120 juta. Sedangkan anggaran pengadaan buku tahun 2011 sebesar Rp 7 miliar.
Salah satu sekolah yang tidak punya perpustakaan adalah SDN Sidowangi 1, Kecamatan Wongsorejo. Sekolah ini tidak punya perpustakaan karena tidak punya biaya untuk membangunnya. "Kalau harus memungut dari orang tua siswa, tapi sudah dilarang," kata Kepala SDN Sidowangi 1, Katiman.
Selain biaya, jumlah ruangan di sekolah tersebut juga terbatas. Ruangan yang ada hanya cukup untuk ruang kelas serta ruang guru. Menurut Kartiman, akibat tidak adanya perpustakaan, minat baca siswanya sangat rendah. Siswa hanya memiliki buku pelajaran sehingga tidak punya bacaan alternatif yang lebih menarik.
IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler:
Golkar Akan Peringatkan Jusuf Kalla
Kalau Mangkir Lagi, Ayin Akan Dipanggil Paksa
Kampanye Hitam Masuk Masjid di Pilkada Sulsel
KPK Ancam Panggil Paksa Ayin
Berita terkait
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi
9 September 2013
Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.
Baca SelengkapnyaKuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi
7 September 2013
Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS
7 September 2013
Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang
6 September 2013
Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah
6 September 2013
Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik
6 September 2013
Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.
Baca SelengkapnyaKuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing
6 September 2013
AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.
Baca SelengkapnyaKuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program
5 September 2013
Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.
Baca SelengkapnyaUkur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan
5 September 2013
SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'
Baca SelengkapnyaData Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes
4 September 2013
Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.
Baca Selengkapnya