Demi Tujuan Ini, Sultan Rela Tinggalkan Golkar

Reporter

Editor

Selasa, 17 Juli 2012 15:18 WIB

Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton, yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan dirinya tak keberatan jika harus bersih dari segala atribut partai demi terealisasinya Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesitimewaan Yogyakarta yang kini memasuki babak akhir.

"Saya bersedia. Itu memang sudah lama disampaikan dan tidak ada masalah jika saya tidak berpartai lagi,” kata mantan anggota Dewan Penasihat DPP Golkar itu, Senin 16 Juli 2012.

Permintaan Sultan dan Pakualaman itu sebelumnya dilontarkan kalangan Dewan Perwakilan Rakyat. Desakan itu mengingat keberadaan Sultan HB X dan Pakualaman IX kini sudah melekat dengan status keistimewaan Yogyakarta, sehingga keduanya harus menjadi netral dan milik semua kelompok.

“Khawatirnya kalau masih jadi partisan, nanti berpihak, ada konflik kepentingan di situ dengan status yang ada. Kan sudah disepakati dengan pengukuhan (penetapan lima tahunan), jadi harusnya nonpartisan,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ganjar Pranowo.

Politikus PDIP itu menilai jika Sultan dan Pakualaman berpolitik, maka mudah terseret untuk mementingkan golongan atau partainya saja dengan status yang sudah dimiliki. Meski demikian Ganjar menuturkan tak masalah jika Sultan atau Pakaulaman terlibat dalam pemilihan presiden.

Meski rela melepas pakaian partainya, menurut Sultan, hal itu tidak melanggar hak asasinya sebagai warga negara. Soal mekanisme pelepasannya atas partai itu, Sultan berharap tak perlu sampai harus masuk dalam poin pasal-pasal RUUK. “Kalau seperti itu cukup dengan konvensi kesepakatan,” kata dia.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Golkar DI Yogyakarta Baroto Hartoto menuturkan partainya tak masalah jika Sultan HB X yang selama ini tercatat sebagai kader meninggalkan Golkar demi RUU Keistimewaan DI Yogyakarta.

“Kami (Golkar) pun tak pernah mengikat Sultan atau Pakualaman dengan kontrak khusus terkait dengan dukungan RUUK. Apa pun status Sultan (keluar atau tidak), Golkar tetap perjuangkan RUU Keistimewaan DI Yogyakarta,” kata Baroto.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terpopuler lainnya:
Diserang isu SARA, Pengusung Jokowi-Ahok Senang
Mahasiswi UI yang Hilang Ternyata Tidur di Warnet

Begini Cara Neneng Kenakan Baju Tahanan KPK

Djoko Candra Jadi Warga Negara Papua Nugini

Mahasiswi UI yang Hilang Jalin Cinta Terlarang

Demokrat: Isu SARA Tak Bakal Laku

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

10 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

18 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

44 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

50 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

51 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya