Warga melihat bagian belakang Masjid Nurhidayah milik jamaah Ahmadiyah pasca pengrusakan di Kampung Cisaar, Cipeuyeum, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (18/2). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menilai insiden penyerangan warga Ahmadiyah di Desa Cisalada, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jumat, 13 Juli 2012 bukanlah penganiayaan dari pihak warga. “Itu aksi saling melindungi diri dari kedua belah pihak,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Komisaris Besar Agus Rianto, Senin, 16 Juli 2012.
Pada peristiwa itu, warga Ciampea menyerang warga Ahmadiyah dengan lemparan batu. Serangan balik juga terjadi dari kubu Ahmadiyah. Akibat bentrok ini dua orang warga dari kedua kubu mengalami luka-luka. “Polisi tetap akan telusuri siapa yang melakukan provokasi,” kata Agus Rianto.
Peristiwa kekerasan ini berawal dari kedatangan empat orang wartawan dari media asing untuk membuat liputan tentang kegiatan jemaat Ahmadiyah. Polisi menilai kedatangan wartawan asing inilah yang menimbulkan ketidaksukaan dari warga setempat. “Tiga orang wartawan asal Belanda dan seorang wartawan asal Inggris,” kata Agus Rianto.
Situasi Ciampea saat ini sudah tenang. Sabtu, 14 Juli 2012 lalu, pemerintah mengumpulkan warga, jemaat Ahmadiyah, anggota Muspida, dan instansi terkait untuk berdialog. Semuanya sepakat berdamai. “Dalam pertemuan itu, jemaat Ahmadiyah menjelaskan bahwa para wartawan datang bukan atas undangan mereka, tetapi datang sendiri,” kata Agus.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
2 hari lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.