Jawa Barat Dominasi Lomba Tingkat Pramuka Penggalang

Reporter

Editor

Jumat, 13 Juli 2012 23:13 WIB

Aksi peserta Lomba Tingkat Nasional Pramuka Penggalang 2012 di Gunung Pancar, Bogor.

TEMPO.CO, Jakarta - Regu penggalang putera Kwartir Daerah Yogyakarta dan penggalang puteri Kwartir Daerah Jawa Barat meraih juara pertama (Berprestasi Tinggi) pada Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang Nasional 2012. “Semoga ini jadi ibadah dan tidak membuat kami sombong,” kata Gilang Ramadhan, ketua regu Garuda dari Yogyakarta.


Regu Melati dari Jawa Barat bersyukur terhadap prestasi yang diraih. Penghargaan ini, kata ketua regu, memotivasi anggotanya untuk makin aktif di Gerakan Pramuka. Pengumuman pemenang dilakukan saat upacara penutupan lomba di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur pada Jumat (13/7).


Juara kedua (Berprestasi Baik) untuk kelompok putera adalah regu dari Kwarda Jawa Barat dan juara ketiga (Berprestasi Cukup) diraih Kwarda Jawa Tengah. Untuk kelompok puteri, juara kedua (Berprestasi Baik) direbut regu Kwarda Jawa Tengah dan juara ketiga (Berprestasi Cukup) oleh adik-adik dari regu penggalang Kwarda Banten.

Lomba tingkat nasional yang diselenggarakan lima tahun sekali itu dimulai pada Ahad (7/7) lalu. Peserta lomba adalah penggalang atau peserta didik pramuka yang berusia 11-15 tahun. Ada 33 regu putera dan 33 regu puteri utusan kwartir daerah (provinsi) di Tanah Air. Mereka adalah juara pertama lomba tingkat regu di masing-masing kwartir daerah.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar mengucapkan selamat kepada para pemenang. “Kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas antar regu.” Azrul berharap adik-adik pramuka menyebarkan pengalamannya kepada rekan-rekan di gugus depan dan kwartir ranting.

Lomba tingkat nasional kali ini mengambil tema “Kokohkan Persatuan dan Tingkatkan Prestasi Menuju Kemandirian.” Selama sepekan, tiap regu mengikuti 46 mata lomba dengan tiga lokasi kegiatan, di Cibubur, Taman Mini Indonesia Indah (Jakarta Timur), dan Taman Wisata Alam Gunung Pancar, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan di Gunung Pancar pada hari keempat, merupakan yang paling menantang. Tiap regu melakukan penjelajahan dan pendakian selama 6 jam yang dimulai pukul 09.00 WIB. Mereka berhenti di enam pos kegiatan untuk mengikuti keterampilan kompas, peta pita, peta topografi, survival, halang rintang, semboyan dan isyarat, sandi, menaksir, sketsa panorama dan KIM (menggunakan kemampuan inderanya untuk mengingat, mencium dan meraba).

Sesampai di pos terakhir, mereka memasak rimba dan bivak atau tidur di tenda darurat. Sebelum tidur, diadakan forum penggalang dengan tema bagaimana meningkatkan prestasi dalam gugus depan. Untuk penggalang putera, temanya adalah bagaimana menjaga dan merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peserta juga melakukan penjelajahan pada keesokan harinya di Gunung Pancar. Ada dua pos kegiatan yaitu lomba Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), tali temali, sejarah perjuangan bangsa, mengenal penyelenggaraan negara, mengenal negara-negara ASEAN dan mengenal tanaman.

Di Taman Mini Indonesia Indah, peserta melakukan jelajah budaya dari tiap anjungan provinsi yang ada di lokasi ini. Pada sore hari tiap pasukan (4 regu) karnaval mengenakan pakaian daerah masing-masing, mengitari Taman Mini Indonesia Indah. Pada malam terakhir, panitia menggelar api unggun.

UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

3 jam lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

3 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

3 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

4 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

4 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

4 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Reuni Purna Aktivis, Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri

7 hari lalu

Reuni Purna Aktivis, Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri

Terdapat ratusan purna aktivis dan DKC Kabupaten Kediri yang hadir dalam acara reuni

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

9 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

9 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya