Di Papua Ditemukan Alat Penokok Sagu Prasejarah

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Juli 2012 04:32 WIB

TEMPO.CO , Papua: Saat melakukan penelitian dari 22 Juni hingga 3 Juli 2012 lalu, Balai Arkeologi Jayapura menemukan alat penokok sagu zaman prasejarah di Bukit Yomokho, sekitar 200 meter sebelah barat Pantai Kalkhote, Kabupaten Sentani, Papua.

Hari Suroto, peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura, mengatakan, temuan benda dari jaman pra sejarah itu merupakan alat penokok sagu yang berbentuk mata kapak berbahan batu sungai. “Permukaannya kasar, warna coklat kekuningan dengan panjang sekitar 14 centimeter dan berdiameter sekitar enam centimeter,” katanya, Jumat sore, 6 Juli 2012.

Menurut Hari, alat penokok sagu itu biasanya digunakan untuk mengerat daging pohon sagu menjadi serbuk yang halus. Dari serbuk-serbuk yang halus inilah kemudian diremas dan dapat diambil tepung sagunya.

"Ditemukannya kapak batu yang difungsikan sebagai penokok sagu pada jaman prasejarah ini, membuktikan jika tradisi menokok sagu di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua sudah ada sejak jaman neolitik. Sagu merupakan tanaman asli yang dibudidayakan di Melanesia," katanya.

Menurut Hari, alat penokok sagu prasejarah berbeda dengan alat penokok sagu tradisional Sentani yang ada saat ini. “Ini terlihat dari bahan pembuatannya, di mana alat penokok sagu prasejarah terbuat dari batu, sedangkan alat tokok sagu tradisional saat ini terbuat dari kayu jenis kayu soang,” katanya.

Berdasarkan analisis terhadap alat penokok sagu prasejarah itu, menurut Hari, diketahui cara pembuatannya, yakni mula-mula diambil akar tunjang kayu, batu sungai, dan rotan yang masih basah. “Akar tunjang kayu dijadikan tangkainya dan batu sungai sebagai anak tangkai,” katanya.

Selanjutnya, Hari menambahkan, batu sungai dipotong dan dibentuk menurut ukuran yang dikehendaki menggunakan batu. Lalu, anak tangkai dimasukkan di pangkal tangkai, diikat dengan tali rotan yang sudah disiapkan lebih dahulu. Anak tangkai diikat dengan pangkal tangkai, yang terlebih dahulu sudah diberi lubang untuk tempat tali ikatan. “Hal ini bertujuan agar anak tangkai tak mudah terlepas sewaktu menokok sagu,” katanya.

Menurut Hari, alat penokok sagu dalam bahasa Sentani adalah 'fema'. "Saat ini alat penokok sagu tradisional sudah digantikan oleh mesin. Ini berdampak pada eksistensi alat tokok sagu tradisional yang dikuatirkan bakal bisa punah," katanya.



CUNDING LEVI

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

29 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya