Dua Mantan Presiden BJ Habibie (kanan), Megawati Soekarno Putri dan tiga mantan Wakil Presiden Tri Soetrisno, Hamzah Haz dan Jusuf Kalla, saat menghadiri peringatan Pancasila, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, 1-6, Juni 2012. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo mengatakan partainya optimistis bisa meraih hasil maksimal dalam pemilihan presiden dan pemilu legislatif pada 2014 mendatang. Apalagi, berdasarkan hasil beberapa lembaga survei, tren dukungan masyarakat terus meningkat.
"Kami cermati hasil setiap survei dan akan dijadikan modal untuk terus meningkatkan suara partai," kata Tjahjo seusai menghadiri peringatan hari lahir Bung Karno di Hotel Indonesia-Kempinski, Jakarta, Rabu malam, 6 Juni 2012.
Kemarin, lembaga survei Soegeng Sarjadi Syndicate meluncurkan hasil survei pemetaan capres 2014. Dalam survei itu, elektabilitas Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berada di bawah Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto. Mega memperoleh 22,4 persen suara. Untuk partai politik, PDIP meraih suara 19,6 persen dan menempati posisi kedua di bawah Golkar yang meraih suara 23 persen.
Tjahjo mengatakan, meski beberapa lembaga survei selalu menempatkan nama Mega di posisi tiga besar, partai belum menetapkan apakah akan tetap mengusung putri Bung Karno itu pada pemilihan presiden 2014 mendatang. "Kami sedang mencermati gelagat politik. Suatu saat akan dipaparkan secara terbuka," kata Tjahjo.
Jajaran pengurus pusat PDIP, kata Tjahjo, saat ini mulai menyusun strategi pemenangan partai pada pemilu legislatif 2014. Sedangkan untuk calon presiden dan wakil presiden, partai sudah mulai memilah calon alternatif.
Hasil survei oleh lembaga survei, partai politik, dan lembaga independen, kata Tjahjo, akan menjadi masukan partai. Selain itu, partai juga melakukan survei internal yang dilaksanakan dua kali setahun. "Setiap survei kami cermati dan ambil input yang akan dikombinasikan dengan survei partai."
Tjahjo berharap, pemilu dan pilpres 2014 mendatang akan berjalan lebih baik dan lebih demokratis dibanding pemilu 2009 lalu. Tiga syarat yang harus terjamin adalah independensi KPU dan Bawaslu, netralitas TNI/Polri, dan tidak terlibatnya intelijen negara dalam membantu kelompok tertentu saat pilpres dan pemilu.
