TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior PDI-Perjuangan Taufiq Kiemas menolak berkomentar mengenai anggaran negara untuk mengatasi dampak luberan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Ketika ditanya, Taufiq hanya tersenyum sembari sedikit menggelengkan kepala. Ia kemudian berjalan pergi dari wartawan yang mencegatnya di Universitas Pancasila, Selasa, 29 Mei 2012.
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6,2 triliun sejak 2007 untuk menangani dampak lumpur yang pertama kali meluber pada Mei 2006 lalu. Anggaran yang dialokasikan negara untuk menangani dampak semburan terus meningkat. Pada 2007 dianggarkan Rp 505 miliar, dari tahun ke tahun terus meningkat hingga pada 2011 mencapai Rp 1,3 triliun.
Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mengatakan anggaran tersebut dikucurkan untuk menanggung dampak semburan di luar peta area bencana. “Memang yang di luar peta itu ditanggung oleh pemerintah,” kata Priyo ketika ditemui di tempat yang sama.
Pada Mei 2006 lalu lumpur Lapindo meluap di tengah kegiatan pengeboran minyak dan gas oleh Lapindo Brantas, anak usaha Bakrie Grup. Priyo mengatakan anggaran akan terus dialokasikan selama semburan lumpur masih terus berdampak pada warga di sekitarnya.
ANANDA BADUDU
Berita terkait
Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL
3 jam lalu
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL
Baca SelengkapnyaKetahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa
2 hari lalu
Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?
Baca SelengkapnyaPermintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?
2 hari lalu
Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?
Baca SelengkapnyaDPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei
2 hari lalu
KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
2 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
3 hari lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaSaid Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
4 hari lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
4 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
5 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
6 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya