Irshad Manji Biasa Ditolak  

Reporter

Editor

Jumat, 18 Mei 2012 15:07 WIB

Irshad Manji ditenangkan para panitia diskusi buku "Allah: Liberty and Love" di Lembaga Kajian Ilmu Sosial (LKIS), kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul, Yogyakarta, Rabu (09/05/2012). Diskusi buku ini berakhir setelah diserang oleh puluhan massa Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan mengakibatkan lima orang terluka dan fasilitas bangunan dirusak oleh massa penyerbu. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Irshad Manji tak kaget saat mendengar beberapa kabar buruk Kamis malam dua pekan lalu. Saat itu, Direktur Moral Courage Project, New York University, ini baru mendarat di Indonesia untuk mempromosikan buku terbarunya, Allah, Liberty, and Love.

Salah satu kabar buruk itu mengatakan sebuah jaringan toko buku besar di Indonesia membatalkan peredaran buku yang sedang dipromosikannya. Kabar buruk lainnya, diskusi di kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah keesokan harinya (Jumat, 4 Mei) dibatalkan dan dipindahkan ke Maarif Institute. “Saya tahu dari Twitter,” katanya ringan setelah diskusi Maarif Institute di Tebet.

Bahkan, sebelum terbang ke Indonesia untuk kedua kalinya, warga negara Kanada ini sudah membayangkan akan mendapat penolakan dari otoritas agama ataupun pemerintah. Empat tahun lalu, Irshad datang untuk mempromosikan buku Beriman tanpa Rasa Takut, terjemahan dari The Trouble with Islam Today: A Wake-Up Call for Honesty and Change. Buku ini mengundang banyak hujatan dari kalangan muslim militan. Bahkan teror dan ancaman pembunuhan.

Purwani Diyah Prabandari dari Tempo mewawancarai Irshad Manji, 44 tahun, di sela hiruk-pikuk kegiatannya. Wawancara berlangsung dua kali, Jumat dua pekan lalu dan Senin berikutnya.

Buku terbaru Anda mendapat banyak penolakan, padahal yang dulu tidak. Apakah Anda kaget?

Ketika saya ke sini pertama kali, banyak yang tertarik kepada buku saya. Tapi saat itu pemerintah atau otoritas agama tidak begitu tahu karya saya. Jadi, mereka tidak serius menanggapi. Namun kehebohan dalam kunjungan pertama itu membuat otoritas agama dan pemerintah merasa terancam oleh kehadiran kedua saya kali ini.

Kalau tahu akan ditentang, kenapa tetap datang?

Di Facebook saya posting sebuah grafis yang memperlihatkan meningkatnya penolakan atas kehadiran Irshad Manji di Indonesia. Kemudian saya bilang, "Saya terbang ke Jakarta hari ini, tolong doakan saya dan sabar." Sejumlah orang Indonesia memberikan komentar yang kebanyakan mendukung: lanjutkan, teruskan langkah, tetap berjuang, dan lain-lain.

Menurut Anda, dukungan saja cukup?

Orang tak cukup hanya memberi penghargaan kepada pelaku perubahan. Sangat mudah untuk mengatakan, "Apa yang bisa saya lakukan? Saya tak punya apa-apa." Kita tidak boleh seperti itu. Setiap pilihan yang kita buat setiap hari adalah gerakan untuk perubahan. Jadi, buku Allah, Liberty, and Love mengupas soal apa yang Anda semua bisa lakukan untuk perubahan.

Jadi, Anda telah siap dengan penolakan?

Mahatma Gandhi mengatakan, "Ketika kita mencoba melakukan perubahan, pertama-tama mereka akan mengabaikan kita. Kemudian mereka akan memperolok kita. Kemudian mereka memerangi kita. Akhirnya, kita menang." Jadi, untuk buku kedua ini, saya sudah membayangkan akan lebih banyak penolakan dibanding buku pertama.

Dengan memakai skenario Gandhi, Anda sekarang ini di tahap apa?

Di tahap perlawanan atau perang. Mereka tak lagi memperolok. Mereka membungkam. Tapi saya tak akan melakukan perlawanan dengan kekerasan. Malam ini saya akan muncul ke Komunitas Salihara. Mungkin saya akan diusir, tapi saya tetap akan datang ke diskusi. Saya tak akan lari. Demikian pula di Solo dan Yogyakarta.

***
Pukul 17.00, Irshad Manji meninggalkan Tebet menuju kompleks Komunitas Salihara di Pasar Minggu. Acaranya adalah peluncuran buku Allah, Liberty, and Love, sekaligus diskusi. Meskipun ada kabar rencana kehadiran massa penentang acara, diskusi tetap dilangsungkan. Dua jam kemudian, saat Irshad sedang berbicara, Kepala Kepolisian Sektor Pasar Minggu Komisaris Adri Desas Puryanto menginterupsi dan memberi pernyataan di depan peserta diskusi. Ia memberi waktu sepuluh menit agar acara bubar. Kalau tidak, polisi akan pergi.

Di luar, massa beringas. Mendekati pukul 20.00, pagar nyaris jebol. Massa bersorban putih berteriak-teriak, “Allahu Akbar,” juga, “Bubarkan!” Diskusi pun dihentikan.

Anda akhirnya meninggalkan diskusi di Salihara. Kenapa?

Waktu itu sebenarnya saya memutuskan bertahan di panggung. Saat panitia menghentikan sebentar, saya bilang, "Come on… kalau kita break, acara akan berakhir." Kami menawarkan kompromi dengan membolehkan polisi berbicara dan membajak acara. Tapi kemudian saya melihat seseorang membawa bayi. Pada titik tersebut, saya tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi dengan bayi di situ. Kemudian saya setuju pindah ke auditorium, tempat kami bisa melakukan penandatanganan buku dan berfoto bersama.

Tapi itu pun batal.

Ketika saya menuju lantai dua, keadaan menjadi berbahaya. Jendela di lantai dua bergetar karena gerakan-gerakan di lantai bawah. Saya sempat mengirim pesan video ke audiens dan mengatakan saya tak akan pergi jika mereka tak pergi. Tapi kemudian panitia memberi tahu saya, polisi akan membawa saya untuk dimintai keterangan. Pengacara menyarankan saya meninggalkan Salihara. Saya setuju, tapi dengan syarat saya menyampaikan pernyataan verbal kepada para aktivis di lantai bawah. Polisi setuju. Saya berbicara tiga menit. Tapi, baru semenit, massa FPI mendekat. Polisi mengelilingi kami. Saya harus segera menyelesaikan pernyataan. Kemudian saya didesak dan dibawa ke mobil polisi yang sudah menunggu. Sedangkan di luar, orang-orang menggebrak-gebrak jendela mobil.

Pernah mengalami kejadian seperti ini?

Empat bulan silam, saat saya berada di pusat komunitas di Amsterdam untuk meluncurkan buku ini. Sekitar 20 orang menyerbu masuk dan mengibarkan bendera hitam sambil berteriak-teriak, “Anda kafir.” Mereka minta saya dieksekusi. Mereka yang akan mematahkan leher saya.

Anda takut?

Saya tidak takut. Momen terbaik pada saat itu, tak seorang tamu pun lari dari ruangan. Bahkan mereka membentuk benteng mengelilingi saya. Setelah polisi datang dan menangkap beberapa penyerbu, kami meneruskan acara seperti tak terjadi apa-apa. Kami tidak tunduk kepada para penggertak. Belakangan polisi menemukan senapan mesin di rumah salah seorang yang ditangkap.

Itu yang membuat Anda pernah pakai bodyguard?

Saya dulu pernah menggunakan bodyguard. Tapi kemudian saya sadar, para pemuda muslim akan melihat itu dan berpikir: satu-satunya cara kita bisa bersuara lantang adalah dengan mendapatkan perlindungan bodyguard 24 jam. Jadi, saya menghentikannya. Tapi, ke mana pun saya pergi, kalau tahu ada bukti ancaman, kami akan bekerja sama dengan polisi. Tapi kadang polisi pun tak bisa melakukan apa-apa. Tak mengapa juga. Jadi, lakukan yang kita bisa. Serahkan sisanya ke tangan Tuhan.

Baca wawancara selengkapnya di MBM TEMPO edisi 14-20 Mei 2012

Berita terkait:

Irshad Manji Ditolak Muslimah Malaysia
Luncurkan Buku di Amsterdam, Irshad Manji Diserang

Soal Irshad Manji, Sultan Minta Polisi Konsisten

MMI Ancam Gugat Balik Pendukung Irshad Manji

Diskusi Irshad Manji, MMI Dilaporkan ke Polda





Berita terkait

Soal Diskusi Irshad Manji, MMI Gugat Balik LKiS

5 Juli 2012

Soal Diskusi Irshad Manji, MMI Gugat Balik LKiS

Kuasa hukum LKiS dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta Hamzal Wahyudin menyatakan siap atas laporan balik dari MMI.

Baca Selengkapnya

\'Penyerang\' Irshad Manji Mangkir  

4 Juli 2012

\'Penyerang\' Irshad Manji Mangkir  

\"Sudah 50 hari, tapi belum juga ada tersangka. Kami menuntut tokoh intelektualnya ditangkap.\"

Baca Selengkapnya

Kata Irshad Manji Soal Homoseksualitas

18 Mei 2012

Kata Irshad Manji Soal Homoseksualitas

Kritik yang paling sering ditujukan kepada Irshad Manji adalah soal homoseksualitas. Apa pendapat Irshad?

Baca Selengkapnya

Irshad Manji: Hanya Ada 1 Tuhan, La Ilaha Illallah  

18 Mei 2012

Irshad Manji: Hanya Ada 1 Tuhan, La Ilaha Illallah  

Dalam daftar teman di akun Facebook Irshad Manji, orang Indonesia menduduki tempat kedua terbesar.

Baca Selengkapnya

Irshad Manji Ditolak Muslimah Malaysia  

18 Mei 2012

Irshad Manji Ditolak Muslimah Malaysia  

Mengundang seseorang seperti dia merupakan sebuah upaya mengusik sensitivitas komunitas muslim di negeri ini, ujar Ketua Salimah, Aminah Zakaria

Baca Selengkapnya

Ditolak Malaysia, Irshad Mandji Ingin Bebas Berekspresi

17 Mei 2012

Ditolak Malaysia, Irshad Mandji Ingin Bebas Berekspresi

"Saya berkomitmen menggelar diskusi publik di Kuala Lumpur sebelum tim saya dan saya pergi," kata Manji dalam keterangan persnya, Kamis 17 Mei 2012.

Baca Selengkapnya

Luncurkan Buku di Amsterdam, Irshad Manji Diserang  

16 Mei 2012

Luncurkan Buku di Amsterdam, Irshad Manji Diserang  

Mereka mengibarkan bendera hitam sambil berteriak-teriak, Anda kafir, kata Manji.

Baca Selengkapnya

Soal Irshad Manji, Sultan Minta Polisi Konsisten

11 Mei 2012

Soal Irshad Manji, Sultan Minta Polisi Konsisten

Sri Sultan HB X menilai pembubaran diskusi Irshad Manji yang terjadi di LKiS yang disertai kekerasan tergolong pidana.

Baca Selengkapnya

MMI Ancam Gugat Balik Pendukung Irshad Manji

10 Mei 2012

MMI Ancam Gugat Balik Pendukung Irshad Manji

Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, Irfan S. Awwas, akan melawan reaksi sejumlah organisasi yang melaporkan mereka ke Polda dan Komnas HAM.

Baca Selengkapnya

Diskusi Irshad Manji, MMI Dilaporkan ke Polda  

10 Mei 2012

Diskusi Irshad Manji, MMI Dilaporkan ke Polda  

Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) beserta tujuh korban melaporkan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ke Kepolisian Daerah DI Yogyakarta.

Baca Selengkapnya