TEMPO.CO, Yogyakarta– Pemerintah Kota Yogyakarta mulai menerapkan ketrampilan membatik dan kerajinan perak sebagai mata pelajaran bermuatan lokal di seluruh jenjang pendidikan pada tahun ajaran 2012/2013 mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Edi Hery Suasana mengatakan penerapan muatan lokal bagi siswa itu sesuai dengan peraturan daerah nomor 5 tahun 2008 tentang sistem penyelenggaraan pendidikan. Selain membatik dan mengolah perak, ada dua mata pelajaran bermuatan lokal lain. Yakni seni tari dan karawitan gaya Yogyakarta. “Agar dapat dibangun siswa berkarakter daerah yang berbudaya,” kata dia, Ahad 13 Mei 2012.
Semua jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas wajib ada muatan lokal. Meski demikian, siswa tak harus mengikuti seluruh muatan lokal yang diberlakukan sekolah. Mereka bisa memilih satu pelajaran bermuatan lokal. Adapun di tingkat taman kanak-kanak, muatan lokal yang diberikan hanya bersifat pengenalan.
Edi mengatakan sebelumnya beberapa sekolah di kota Yogyakarta sudah ada yang memberlakukan mata pelajaran bermuatan lokal itu. Diantaranya SMA 1 dan SMA 3.
Peraturan Daerah tentang sistem penyelenggaraan pendidikan sebenarnya menetapkan sejumlah mata pelajaran muatan lokal lain. Yakni pendidikan budi pekerti, budaya daerah, kerja sosial, bahasa daerah hingga pengenalan tempat wisata daerah.
Menurut dia, mata pelajaran muatan lokal di luar membatik, mengolah perak, tari dan karawitan itu telah terfasilitasi pada sejumlah kegiatan sekolah, semisal masa orientasi siswa, atau terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain.
Ketua Komisi D (bidang pendidikan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta Sujanarko mengatakan membatik, mengolah perak, tari dan karawitan tak bisa lepas dari seni dan budaya Yogyakarta. Tradisi itu harus tetap diwariskan pada generasi muda. “Harus dilestarikan generasi muda,” katanya.
ANANG ZAKARIA
Berita terkait
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
5 hari lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
6 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaCerita dari Kampung Arab Kini
7 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaJangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park
9 hari lalu
Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
10 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaPNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah
34 hari lalu
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.
Baca SelengkapnyaKampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya
36 hari lalu
Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
47 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
51 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaBegini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik
53 hari lalu
Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.
Baca Selengkapnya