TEMPO Interaktif, Jakarta: Hingga hari ini pemerintah telah mendistribusikan 32 juta dosis vaksin flu burung secara gratis kepada petani. "Vaksin tersebut diproduksi oleh tiga produsen vaksin lokal," kata Dirjen Peternakan, Sofyan Sudradjat, di Jakarta, Selasa (2/3). Tiga produsen vaksin tersebut adalah Pusvetma (Surabaya), PT Vaksindo Satwa Nusantara (Bogor) dan PT Medion (Bandung). Total kebutuhan vaksin yang diperlukan adalah 1,1 miliar dosis. Dengan rata-rata kebutuhan per bulan 120 juta dosis. Hingga saat ini produsen lokal masih belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara vaksin yang diimpor oleh PT Bio Farma dari Cina masih dalam proses pengujian mutu. Hingga saat ini, menurut Sofyan, angka kematian unggas akibat flu burung terus mengalami penurunan. Jumlah total kematian unggas dari September hingga Februari 2004 mencapai 6,2 juta unggas. Flu burung sudah menyebar pada 80 kota di sebelas provinsi di Indonesia. "Akhir Februari lalu ada dua kota di Kalimantan Barat yang baru terserang flu burung," ujar Sofyan. Walau ada penambahan kota yang terinfeksi, namun kasus flu burung di beberapa provinsi mengalami penurunan signifikan. Provinsi tersebut adalah Banten, Jakarta, Jawa Barat, Lampung dan Kalimantan Selatan. Hingga saat ini belum ada peternak yang meminta dana konpensasi untuk penggantian ternak yang mati atau dimusnahkan karena flu burung. "Untuk peternak bantuan langsung datang dari kita," ujar Sofyan. Saat ini sudah ada beberapa peternak yang mendaftarkan diri untuk pengajuan kredit. Sofyan mengaku dana konpensasi sebesar Rp 215 miliar yang dijanjikan Departemen Keuangan hingga saat ini belum dikucurkan. "Kita identifikasi dulu semua kerugian lalu kita susun mekanismenya," tambah Sofyan. Mawar Kusuma - Tempo News Room