TEMPO.CO , Jambi: Sedikitnya 350 anak rimba atau suku anak dalam (SAD) di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi, mengikuti sekolah kelas jauh yang dilakukan organisasi pemerhati orang rimba bersama pemerintah setempat.
Asisten Koordinator Proyek Bukit Duabelas, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Jambi, Ade Chandra, mengatakan total orang rimba Jambi yang berada di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) mencapai 1.689 orang.
"Dari jumlah itu, 600 orang di antaranya adalah anak anak yang sudah mulai mau belajar membaca dan menulis. 350 orang di antaranya sudah bisa membaca dan menulis melalui program kelas jauh," ujar Ade, Jumat, 4 Mei 2012.
Menurut Ade, proses pendekatan terhadap orang rimba tersebut membutuhkan waktu tergolong lama sejak sepuluh tahun terakhir. Bahkan, untuk mengajak orang rimba mau belajar secara intensif baru bisa dilakukan dalam waktu tiga tahun terakhir.
"Meski sudah ada beberapa orang rimba yang mau belajar, tidak bisa dilakukan layaknya sekolah biasa. Pertemuan belajar dan mengajar baru bisa dilakukan rutin dua kali dalam sepekan," katanya.
Tempat belajarnya diadakan khusus yang posisinya tidak di dalam hutan dan tidak juga berada di kawasan permukiman penduduk umum. Tempat itu berada di tengah-tengah antara kawasan hutan dan permukiman.
"Kendala lain juga ditemui masih adanya stigma di tengah masyarakat umum yang menganggap orang rimba itu sulit, karena berbagai alasan mistik maupun yang lainnya. Inilah kenapa, jarang sekali ada tenaga guru yang mau mengajar khusus bagi anak rimba Jambi," kata Ade.
Ade mengatakan khusus di TNBD baru ada sembilan orang tenaga guru yang terdiri dari tiga orang KKI Warsi dan sisanya berasal dari guru sekolah maupun orang rimba sendiri.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun, Thabaroni, mengakui banyak kendala khususnya mencari tenaga guru yang mau mengajar di kawasan orang rimba karena lokasinya di tengah hutan. "Apalagi kebanyakan orang rimba hidupnya nomaden. Jadi cukup sulit," ujarnya.
SYAIPUL BAKHORI
Berita terkait
Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak
3 hari lalu
Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan
3 hari lalu
Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.
Baca SelengkapnyaKisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda
4 hari lalu
Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.
Baca SelengkapnyaMakna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda
4 hari lalu
Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani
Baca SelengkapnyaKPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya
4 hari lalu
Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.
Baca SelengkapnyaPolitikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay
4 hari lalu
Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.
Baca SelengkapnyaUSAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus
8 hari lalu
Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah
Baca SelengkapnyaGibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah
9 hari lalu
Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.
Baca SelengkapnyaKPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal
9 hari lalu
Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia
15 hari lalu
Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.
Baca Selengkapnya