TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali menyatakan pertemuan Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi Pendukung Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada Selasa malam lalu di Cikeas, menyimpulkan Partai Keadilan Sejahtera melanggar kontrak atau code of conduct. Oleh karena itu, kebersamaan partai itu dalam koalisi otomatis berakhir.
"Ketika malam itu dibacakan code of conduct, akhirnya sebetulnya sudah ada kesimpulan, tidak perlu dikatakan," kata Suryadharma di Jakarta. Dalam code of conduct koalisi disebutkan, jika terjadi ketidaksepakatan terhadap posisi bersama koalisi, terlebih menyangkut isu vital dan strategis yang dituntut kebersamaan, semaksimal mungkin tetap dilakukan komunikasi politik untuk menemukan solusi terbaik.
Namun, jika solusi bersama tak tercapai, partai politik peserta koalisi dapat mengundurkan diri dari koalisi. "Manakala parpol bersangkutan tidak mengundurkan diri, pada hakikatnya, kebersamaan di dalam koalisi telah berakhir," kata Suryadharma.
Suryadharma menambahkan, Presiden akan mengambil keputusan dan tindakan menyangkut keberadaan partai politik dan perwakilan partai itu dalam kabinet. "Saya tak tahu (reshuffle) itu. Soalnya itu diserahkan pada kebijakan Presiden," kata dia.
Setgab sepakat mengeluarkan Partai Keadilan Sejahtera dari koalisi. Alasannya, sikap PKS berseberangan dengan partai koalisi ihwal kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. PKS dianggap telah melanggar code of conduct.
PRIHANDOKO
Berita Terkait
Tifatul: Menkominfo Ganti Saja Sama Andi Nurpati
Denny Indrayana Jadi Tumbal?
Ujung Sepak Terjang Denny Indrayana
Istana Beri Isyarat Perombakan Kabinet
SBY Segera Umumkan Formasi Kontrak Koalisi Baru
Presiden PKS Cuma Mau Komentari Pernyataan SBY
PKS Didepak, Golkar yang Untung
Benarkah Satu Kursi Menteri Asal PKS untuk Golkar?
Agar Koalisi SBY - PKS Tak Jadi Pepesan Kosong
Berita terkait
Didesak Bubarkan Koalisi, Kubu Jokowi: Demokrat Terbayang Setgab
11 Juni 2019
Setgab tak berjalan harmonis. Koalisi pecah. PKS paling sering berbeda pendapat dengan kebijakan SBY. Setgab akhirnya vakum .
Baca SelengkapnyaSBY Minta Partai Setgab Tak Segera Bentuk Koalisi
17 April 2014
Soal arah koalisi ini, Demokrat tengah mempersiapkan kekuatan baru.
Baca SelengkapnyaMungkinkah Demokrat Akan Oposisi? Ini Kata SBY
11 Maret 2014
SBY mengaku punya amunisi dan pengalaman memimpin era politik yang gaduh.
Baca SelengkapnyaPAN: SBY Kehilangan Wibawa di Koalisi
16 Januari 2014
Karena tidak jelasnya penghargaan dan sanksi untuk anggota koalisi.
Baca SelengkapnyaPPP: Enggak Usah Dibubarkan Setgab Bubar Sendiri
27 September 2013
Masing-masing partai politik telah mempunyai agenda prioritas masing-masing.
Baca SelengkapnyaGolkar Relakan Kantor Setgab Jadi Markas Pramono
26 September 2013
Setgab jarang rapat di tempat itu.
Baca SelengkapnyaPKB: Setgab Sudah Lama Vakum
25 September 2013
Kantor Setgab jadi markas tim Pramono Edhie.
Baca SelengkapnyaPKB Pasrah Kantor Setgab Jadi Markas Pramono Edhie
25 September 2013
Marwan Jafar mengatakan penggunaan kantor sepenuhnya hak si pemilik, yakni Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz.
Baca SelengkapnyaPAN Usulkan Kantor Sekretariat Gabungan Digilir
25 September 2013
Keberhasilan pemerintahan yang disokong partai koalisi tidak ditentukan oleh ada-tidaknya kantor Sekretariat.
Baca SelengkapnyaNasib PKS di Koalisi Belum Dibahas
25 Juni 2013
Anggota koalisi menyerahkan sepenuhnya nasib tiga menteri PKS kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca Selengkapnya