Suryadharma: PKS Dikeluarkan Saat Kontrak Dibaca  

Reporter

Editor

Jumat, 6 April 2012 06:07 WIB

TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali menyatakan pertemuan Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi Pendukung Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada Selasa malam lalu di Cikeas, menyimpulkan Partai Keadilan Sejahtera melanggar kontrak atau code of conduct. Oleh karena itu, kebersamaan partai itu dalam koalisi otomatis berakhir.

"Ketika malam itu dibacakan code of conduct, akhirnya sebetulnya sudah ada kesimpulan, tidak perlu dikatakan," kata Suryadharma di Jakarta. Dalam code of conduct koalisi disebutkan, jika terjadi ketidaksepakatan terhadap posisi bersama koalisi, terlebih menyangkut isu vital dan strategis yang dituntut kebersamaan, semaksimal mungkin tetap dilakukan komunikasi politik untuk menemukan solusi terbaik.

Namun, jika solusi bersama tak tercapai, partai politik peserta koalisi dapat mengundurkan diri dari koalisi. "Manakala parpol bersangkutan tidak mengundurkan diri, pada hakikatnya, kebersamaan di dalam koalisi telah berakhir," kata Suryadharma.

Suryadharma menambahkan, Presiden akan mengambil keputusan dan tindakan menyangkut keberadaan partai politik dan perwakilan partai itu dalam kabinet. "Saya tak tahu (reshuffle) itu. Soalnya itu diserahkan pada kebijakan Presiden," kata dia.

Setgab sepakat mengeluarkan Partai Keadilan Sejahtera dari koalisi. Alasannya, sikap PKS berseberangan dengan partai koalisi ihwal kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. PKS dianggap telah melanggar code of conduct.

PRIHANDOKO

Berita Terkait

Tifatul: Menkominfo Ganti Saja Sama Andi Nurpati

Denny Indrayana Jadi Tumbal?

Ujung Sepak Terjang Denny Indrayana

Istana Beri Isyarat Perombakan Kabinet

SBY Segera Umumkan Formasi Kontrak Koalisi Baru

Presiden PKS Cuma Mau Komentari Pernyataan SBY

PKS Didepak, Golkar yang Untung

Benarkah Satu Kursi Menteri Asal PKS untuk Golkar?

Agar Koalisi SBY - PKS Tak Jadi Pepesan Kosong










Berita terkait

Didesak Bubarkan Koalisi, Kubu Jokowi: Demokrat Terbayang Setgab

11 Juni 2019

Didesak Bubarkan Koalisi, Kubu Jokowi: Demokrat Terbayang Setgab

Setgab tak berjalan harmonis. Koalisi pecah. PKS paling sering berbeda pendapat dengan kebijakan SBY. Setgab akhirnya vakum .

Baca Selengkapnya

SBY Minta Partai Setgab Tak Segera Bentuk Koalisi

17 April 2014

SBY Minta Partai Setgab Tak Segera Bentuk Koalisi

Soal arah koalisi ini, Demokrat tengah mempersiapkan kekuatan baru.

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Demokrat Akan Oposisi? Ini Kata SBY  

11 Maret 2014

Mungkinkah Demokrat Akan Oposisi? Ini Kata SBY  

SBY mengaku punya amunisi dan pengalaman memimpin era politik yang gaduh.

Baca Selengkapnya

PAN: SBY Kehilangan Wibawa di Koalisi

16 Januari 2014

PAN: SBY Kehilangan Wibawa di Koalisi

Karena tidak jelasnya penghargaan dan sanksi untuk anggota koalisi.

Baca Selengkapnya

PPP: Enggak Usah Dibubarkan Setgab Bubar Sendiri

27 September 2013

PPP: Enggak Usah Dibubarkan Setgab Bubar Sendiri

Masing-masing partai politik telah mempunyai agenda prioritas masing-masing.

Baca Selengkapnya

Golkar Relakan Kantor Setgab Jadi Markas Pramono

26 September 2013

Golkar Relakan Kantor Setgab Jadi Markas Pramono

Setgab jarang rapat di tempat itu.

Baca Selengkapnya

PKB: Setgab Sudah Lama Vakum

25 September 2013

PKB: Setgab Sudah Lama Vakum

Kantor Setgab jadi markas tim Pramono Edhie.

Baca Selengkapnya

PKB Pasrah Kantor Setgab Jadi Markas Pramono Edhie  

25 September 2013

PKB Pasrah Kantor Setgab Jadi Markas Pramono Edhie  

Marwan Jafar mengatakan penggunaan kantor sepenuhnya hak si pemilik, yakni Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz.

Baca Selengkapnya

PAN Usulkan Kantor Sekretariat Gabungan Digilir  

25 September 2013

PAN Usulkan Kantor Sekretariat Gabungan Digilir  

Keberhasilan pemerintahan yang disokong partai koalisi tidak ditentukan oleh ada-tidaknya kantor Sekretariat.

Baca Selengkapnya

Nasib PKS di Koalisi Belum Dibahas

25 Juni 2013

Nasib PKS di Koalisi Belum Dibahas

Anggota koalisi menyerahkan sepenuhnya nasib tiga menteri PKS kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca Selengkapnya