TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan Murti Utami mengatakan harga 170 jenis obat generik naik. "Menteri Kesehatan menaikkan harga 170 jenis obat sejak tanggal 23 Februari 2012," katanya di Kementerian Kesehatan, Jumat, 16 Maret 2012.
Menurut Murti, kenaikan harga tersebut telah ditetapkan berdasarkan rekomendasi dari tim evaluasi. Tim ini terdiri dari lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, BPOM, pakar ekonomi, pakar kesehatan, serta Kementerian.
Dari 170 jenis obat yang harganya naik, 28 item adalah sediaan injeksi, dengan rata-rata kenaikan harga per item sebesar Rp 343. Sebanyak 123 item lainnya merupakan jenis tablet dan kapsul yang naik rata-rata Rp 31. Selain itu, 8 jenis sirup naik rata-rata sebesar Rp 30 dan 3 macam salep mengalami kenaikan harga sebanyak Rp 221. "Bila dilihat dari persentase, kenaikan ini berkisar 6-9 persen ," katanya.
Murti mengatakan kenaikan ini melalui pertimbangan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi, kenaikan bahan baku obat, dan kenaikan upah minimal regional di perusahaan produsen obat. "Walaupun ada 170 jenis yang naik (harganya), namun 327 jenis obat malah turun (harganya)," kata Murti.
Penyesuaian harga ini dilakukan setiap tahun, sehingga tahun depan Kementerian akan mempertimbangkannya kembali.
Dalam keterangan tertulisnya, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan kenaikan harga obat tidak mempengaruhi masyarakat yang dijamin oleh Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atau Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
MITRA TARIGAN
Berita terkait
Jangan Ragu Minum Obat Generik, Kualitasnya Setara Obat Paten
4 Oktober 2023
Ragu minum obat generik karena menyangsikan kemanjurannya? Apoteker menyatakan obat generik memiliki kualitas setara obat paten.
Baca SelengkapnyaKenali Perbedaan Obat Generik dan Obat Paten
28 Juni 2023
Obat generik dan obat paten adalah dua jenis obat yang berbeda. Apa saja perbedaan tersebut?
Baca SelengkapnyaPenjualan PT Phapros Kuartal I 2023 Rp 260 Miliar, Didorong Obat Resep dan Generik
29 April 2023
PT Phapros mencatat penjualan sebesar Rp260,97 miliar pada kuartal I-2023.
Baca SelengkapnyaPenyebab Obat untuk Pasien Covid-19 Langka: Panic Buying hingga Stok Terbatas
8 Juli 2021
Kemenkes telah menerima keluhan di masyarakat terkait dengan semakin sulit mendapatkan obat-obatan bagi pasien Covid-19
Baca SelengkapnyaObat Generik Covid-19 Ivermectin, Antara Keampuhan dan Penolakan WHO
24 Januari 2021
Organisasi Kesehatan Pan-Amerika, bagian regional dari WHO, mengatakan bahwa ivermectin tidak boleh digunakan untuk mengobati Covid-19.
Baca SelengkapnyaObat Generik Kurang Cespleng? Ini Fakta Sesungguhnya
30 September 2019
Banyak orang yang menganggap obat generik kurang mujarab. Bagaimana fakta sebenarnya?
Baca SelengkapnyaIni Penyebab Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal dari Negara Lain
21 Maret 2019
Harga obat di Indonesia cenderung lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara lain. Disebut termahal di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaDokter Ungkap Penggunaan Antibiotik di Indonesia Terlalu Bebas
8 Juni 2017
Penggunaan antibiotik secara tidak bijak bahkan juga dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Baca SelengkapnyaLebih Mahal, Vaksin Lebih Bagus? Ini Jawaban Bio Farma
21 Maret 2017
Tidak sedikit yang memilih datang ke fasilitas kesehatan swasta dan membeli vaksin dengan harga mahal dibanding vaksin yang dianjurkan.
Baca SelengkapnyaBadan POM Izinkan Versi Generik Obat Paten Rp 13 Juta/Butir
4 Juli 2016
Pasien Hepatitis C harus minum Sofosbuvir yang tingkat kesembuhannya 99%. Harganya Rp 13 juta per butir.
Baca Selengkapnya