Indonesia Dianggap Tak Serius Selesaikan Isu HAM

Reporter

Editor

Minggu, 5 Februari 2012 13:04 WIB

Seorang warga menyaksikan puing rumah yang dibakar massa, di Desa Karang Gayam, Omben, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12). ANTARA/Saiful Bahri

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia tidak serius menyelesaikan permasalahan hak asasi manusia (HAM). Isu HAM hanya dijadikan alat untuk membangun citra di mata internasional. Di tingkat regional, pemerintah proaktif mendorong penyelesaian konflik HAM. Namun penyelesaian konflik HAM di dalam negeri seakan berjalan di tempat.

"Pemerintah tidak menindaklanjuti rekomendasi dan seruan tentang pelanggaran HAM di dalam negeri. Indonesia masih menjadikan penegakan HAM sebagai alat pencitraan belaka dan tidak serius mewujudkan dan mengimplementasikan di tataran nasional," kata UN Program Manager Human Rights Working Group (HRWG) Ali Akbar Tanjung dalam konferensi pers catatan setahun politik luar negeri pemerintah tentang isu HAM, Sabtu, 4 Februari 2012.

Pernyataan tersebut dibuktikan oleh beberapa hal. Pertama, pada 2011 Indonesia pernah mendorong lahirnya resolusi PBB untuk perlindungan buruh migran. Indonesia juga meminta setiap negara meratifikasi konvensi perlindungan buruh migran. Namun langkah pemerintah ini bertentangan dengan kebijakan dalam negeri terkait perlindungan buruh migran.

Indonesia ternyata tidak meratifikasi konvensi perlindungan tersebut. "Perlindungan terhadap buruh migran juga masih minim. Upaya diplomasi buruh migran tidak didukung dengan perbaikan mekanisme nasional," kata Akbar. Sebagai negara pengirim, lanjut Akbar, Indonesia seharusnya memperbaiki mekanisme dan prosedur pengiriman buruh migran ke luar negeri.

Inkonsistensi pemerintah juga tampak jelas dalam hal kebebasan beragama. Padahal Indonesia bersama negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) memainkan peranan penting dalam lahirnya resolusi memerangi intoleransi dan kekerasan berbasis agama.

Namun kasus kekerasan dan diskriminasi dalam beragama terus-menerus terjadi. Kisruh GKI Yasmin dan bentrok di Sampang antara kelompok Syiah dan Sunni menjadi contoh bagaimana pemerintah tidak berdaya menyelesaikan masalah HAM dalam konteks kebebasan beragama.

Kasus-kasus tersebut menjadi bukti inkonsistensi kebijakan luar negeri dan dalam negeri terkait dengan penegakan hak asasi manusia warga. HRWG berharap agar pemerintah terlebih dahulu memperbaiki mekanisme penyelesaian masalah HAM dalam negeri sebelum proaktif menyuarakan isu HAM di kancah internasional.

ANANDA W. TERESIA

Berita terkait

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

8 Januari 2022

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

SBY ikut menyaksikan kemennagan Bogor LavAni atas Kudus Sukun Badak dalam laga Proliga 2022 di Sentul, Sabtu, 8 Januari.

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

6 Januari 2022

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

Bogor LavAni, yang didirikan SBY, bakal melakukan debut dalam kompetisi bola voli paling bergengsi PLN Mobile Proliga 2022.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

2 November 2021

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

Kanker prostat menyasar pria dewasa sampai berusia lanjut. Apa saja gejala kanker prostat?

Baca Selengkapnya

Kanker Prostat Adalah Populer Sejak Muncul Kabar SBY Akan Berobat ke Luar Negeri

2 November 2021

Kanker Prostat Adalah Populer Sejak Muncul Kabar SBY Akan Berobat ke Luar Negeri

Sejak tersiar kabar Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengidap kanker prostat, masyarakat mencari tahu kanker prostat adalah.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat DKI Siap Lawan Upaya Makar terhadap AHY

4 Februari 2021

Partai Demokrat DKI Siap Lawan Upaya Makar terhadap AHY

Taufik menuturkan DPD Partai Demokrat dan DPC Demokrat wilayah di DKI telah meneken surat kesetiaan dan kebulatan tekad untuk setia dan mendukung AHY.

Baca Selengkapnya

Moeldoko: SBY Pernah Jadi Atasan Saya, Senior yang Sangat Saya Hormati

4 Februari 2021

Moeldoko: SBY Pernah Jadi Atasan Saya, Senior yang Sangat Saya Hormati

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengaku sangat menghormati mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Baca Selengkapnya

AHY Bikin Surat Cinta di Hari Ultah Ani Yudhoyono: Rindu Kami

6 Juli 2020

AHY Bikin Surat Cinta di Hari Ultah Ani Yudhoyono: Rindu Kami

AHY mempersembahkan hadiah ulang tahun berupa kompilasi video yang berisikan cuplikan kenangan manis bersama Ani Yudhoyono semasa hidupnya.

Baca Selengkapnya