TEMPO Interaktif, Solo: Puluhan wartawan bersama anggota DPRD Solo, Selasa (30/12), menggelar doa bersama untuk Ersa Siregar, wartawan RCTI yang tewas di Aceh. Para wartawan membaca surat Al Fathihah yang ditujukan untuk almarhum serta doa keselamatan agar juru kamera RCTI, Ferry Santoro, selamat. Dalam kesempatan tersebut, para wartawan yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Surakarta (KWS) juga mendesak transparansi TNI terhadap kontak tembak yang menewaskan Ersa, mendesak agar pemerintah segera membebaskan Ferry. Acara tersebut digelar di lobi lantai satu gedung DPRD Kota Solo. Beberapa anggota DPRD yang masih berada di dalam gedung juga ikut serta bergabung bersama para wartawan yang berasal dari berbagai media, baik cetak maupun elektronik serta berbagai organisasi seperti AJI, PWI, PFI dan PWI Reformasi.Tiga anggota Dewan, yakni Honda Hendarto dan Krismas Irmono (keduanya dari PDI Perjuangan) serta Hussein Syifa' (dari PKB), mewakili lembaganya, juga ikut menyampaikan bela sungkawanya dan memberikan dorongan moral bagi para wartawan dalam menjalankan profesinya. Sementara, 30 wartawan itu duduk sambil menbawa sejumlah poster yang berisikan gugatan terhadap rendahnya perlindungan terhadap profesi wartawan. Dalam orasi-orasinya, para wartawan mengutuk kekerasan demi kekerasan yang masih terus menimpa profesi wartawan. Tewasnya Ersa merupakan bukti menilai kegagalan pemerintah melindungi warganya menjalankan kerja profesi. "Ersa adalah syuhada-nya para wartawan. Dia mati syahid karena gugur dalam menjalankan profesinya," ujar salah seorang wartawan.Imron Rosyid dan Anas Syahirul - Tempo News Room
Berita terkait
AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja
7 menit lalu
AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja
Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.