Polisi: Ada yang Memaksa Warga Unjuk Rasa di Bima

Reporter

Editor

Rabu, 28 Desember 2011 15:48 WIB

Puluhan aktivis gabungan melakukan aksi damai dan doa bersama di depan gedung DPR RI, Jakarta, Minggu (25/12). Doa ditujukan untuk korban insiden kekerasan oleh polisi saat membubarkan paksa unjuk rasa di Pelabuhan Sape, Nusa Tenggara Barat di Mataram, Sabtu (24/12). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Markas Besar Kepolisian Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan terdapat pemaksaan terhadap warga untuk ikut aksi unjuk rasa dan kekerasan di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Warga yang menentang dikeluarkannya izin pertambangan bagi PT Sumber Mineral Nusantara memaksa warga yang mendukung pemberian izin pertambangan untuk ikut terlibat aksi unjuk rasa.

“Soal izin tambang, ada masyarakat yang pro dan kontra. Yang menentang pengeluaran izin eksplorasi tambang ternyata memaksa yang mendukung untuk ikut berunjuk rasa,” ujar Saud kepada para wartawan di Mabes Polri, Rabu 28 Desember 2011.

Dalam upaya pemaksaan tersebut sempat terjadi pembakaran rumah dari warga yang sebenarnya tidak berkeinginan terlibat dalam aksi unjuk rasa tersebut. Aksi intimidasi ini, menurut Saud, sangat meresahkan warga yang setuju terhadap pemberian izin tambang. Kepolisian mengaku sudah menerima laporan soal pembakaran dan pemaksaan ini. Pemeriksaan terhadap saksi dan tersangka, menurut Saud, juga akan menyelidiki upaya pemaksaan dan intimidasi ini.

Masalah korban jiwa, Mabes Polri tetap berkeras bahwa jumlah korban tewas mencapai dua orang. Sebelumnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa korban tewas mencapai tiga orang dalam aksi bentrok tersebut. Korban tewas menurut versi Komnas HAM bernama Arif Rahman, 19 tahun, Syaiful, 17, dan Arifuddin A. Rahma. Polri sendiri mengaku belum menerima laporan data dari Komnas HAM.

“Kami mengimbau semua pihak, baik instansi pemerintah, LSM, maupun lembaga apa pun untuk menyampaikan data dan penemuan mereka, sehingga tidak ada kesimpangsiuran,” ujar Saud.

Sementara itu, berdasarkan hasil koordinasi dan pemeriksaan dengan dinas kesehatan Kabupaten Bima, jumlah korban yang masih dirawat di rumah sakit berjumlah 10 orang. Delapan orang dirawat di RS Bima dan dua orang dirawat di Mataram. Sebanyak 30 orang masih dirawat jalan.

Aksi bentrok di Bima diawali oleh unjuk rasa pada 19 Desember 2011. Para pengunjuk rasa memprotes dikeluarkannya izin eksplorasi pertambangan kepada PT Sumber Mineral Nusantara. Pada 24 Desember 2011, massa memblokade Pelabuhan Sape dan membuat seluruh aktivitas pelayaran lumpuh.

Kepolisian berusaha menertibkan blokade ini, tapi upaya ini berakhir ricuh. Aksi represif dari aparat semakin menyulut kemarahan warga. Akibatnya, warga merusak kantor Polsek Lambu beserta empat unit asrama Polri dan gedung BTN.

ANANDA W. TERESIA


Berita terkait

Seorang Polisi di Blitar Diduga Lakukan Pencabulan

14 Juli 2018

Seorang Polisi di Blitar Diduga Lakukan Pencabulan

Seorang anggota Polsek Kesamben, Kabupaten Blitar diamankan kesatuannya setelah mencoba melakukan pencabulan terhadap seorang perempuan.

Baca Selengkapnya

Polisi Bebaskan Warga Korea Petinggi SnowBay yang Pesta Narkoba

5 Februari 2018

Polisi Bebaskan Warga Korea Petinggi SnowBay yang Pesta Narkoba

Enam warga Korea Selatan yang pesta narkoba di Diskotek Golden Crown, kabarnya dibebaskan polisi setelah membayar Rp 1,6 miliar.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Telusuri Pemasok Sabu untuk Dua Polisi Lalu Lintas  

24 Agustus 2017

Polda Metro Telusuri Pemasok Sabu untuk Dua Polisi Lalu Lintas  

"Kalau dia sudah sadar pakai narkoba dan anggota Polri, ya harus diproses, dihukum, juga dipecat," kata Nico.

Baca Selengkapnya

Kapolda Jawa Timur Berhentikan Tak Hormat 6 Perwira dan Bintara  

17 April 2017

Kapolda Jawa Timur Berhentikan Tak Hormat 6 Perwira dan Bintara  

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur memberhentikan tidak dengan hormat enam polisi berpangkat perwira dan bintara yang melanggar kode etik kepolisian.

Baca Selengkapnya

Tes Urine, 5 Polisi Tolitoli Positif Narkoba  

8 April 2017

Tes Urine, 5 Polisi Tolitoli Positif Narkoba  

Lima polisi di Polres Tolitoli terungkap menggunakan narkoba saat dilakukan tes urine.

Baca Selengkapnya

Pakai Sabu dengan 2 Cewek Pemandu Lagu, 3 Polisi Dicokok  

13 Februari 2017

Pakai Sabu dengan 2 Cewek Pemandu Lagu, 3 Polisi Dicokok  

Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, menangkap tiga polisi yang diduga mengkonsumsi narkotik jenis sabu-sabu.

Baca Selengkapnya

Kapolsek di Sulawesi Selatan Diduga Sindikat Mobil Bodong

16 Januari 2017

Kapolsek di Sulawesi Selatan Diduga Sindikat Mobil Bodong

Polda Sulawesi Selatan mengungkap sindikat perdagangan mobil
bodong yang diduga melibatkan polisi termasuk Kapolsek Burau.

Baca Selengkapnya

Bawa Sabu, 2 Polisi Asal Sorong Ditangkap di Maros  

11 Januari 2017

Bawa Sabu, 2 Polisi Asal Sorong Ditangkap di Maros  

Juga ditangkap dua warga Makassar yang diduga berkaitan dengan jaringan dua polisi asal Sorong, Papua Barat, itu.

Baca Selengkapnya

ICW Minta Kapolri Cabut Telegram Penggeledahan Polisi  

19 Desember 2016

ICW Minta Kapolri Cabut Telegram Penggeledahan Polisi  

Pencabutan telegram perlu dilakukan agar Polri tidak terkesan berupaya melindungi anggotanya yang patut diduga terlibat korupsi.

Baca Selengkapnya

Diduga Bekingi Bandar Narkoba, Polisi Ini Dibekuk  

10 November 2016

Diduga Bekingi Bandar Narkoba, Polisi Ini Dibekuk  

Polisi itu ternyata telah masuk daftar buron di Polres Mamasa.

Baca Selengkapnya