Persoalan Internal Bisa Menjadi Sandungan Hubungan Indonesia-Australia

Reporter

Editor

Selasa, 23 Desember 2003 15:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kedatangan Perdana Menteri Australia, John Howard, ke Jakarta, Minggu (12/8) dapat dilihat sebagai indikasi fase baru dari hubungan antara Indonesia-Australia yang membaik. Namun persoalan budaya, politik pertahanan, dan penentangan dari dalam Australia sendiri akan menjadi batu sandungan yang besar dalam hubungan itu jika tidak diantisipasi secara bijaksana. Demikian ditegaskan oleh pengamat Australia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti, kepada Tempo, melalui telepon, Jumat (10/8) malam.

Budaya kedua negara yang sangat jauh berbeda dalam cara menyampaikan pendapatnya, menurut Ikrar, akan membuat terjadinya gesekan. "Kalau orang Australia itu kan ngomong terus terang, sehingga kadang-kadang dalam diplomasi kita tidak saling mengenal," kata dia menjelaskan.

Dalam politik pertahanan, Australia, menurut Ikrar, sangat tergantung dengan Amerika Serikat, sehingga dalam loyalitasnya itu, Australia yang ingin menjadi Deputy Sherif di kawasan Asia, terlibat dalam beberapa program pertahanan yang dilakukan AS. Apabila ini tidak dipahami Indonesia, akan menjadi sandungan, karena akan muncul pandangan Australia bahwa seolah-olah Indonesia ingin menjadi negara yang dominan di kawasan Asia Tenggara. "Ini harus dijelaskan dalam pertemuan formal maupun informal," saran Ikrar.

Hambatan lain yang dinilai Ikrar cukup signifikan adalah masih kuatnya pengaruh kaum ultransionalis Australia, yang dimotori Pauline Hanson dengan One Nation Partynya. Pauline Hanson memang sempat menurun popularitasnya akibat tekanan dari partai-partai politik besar di Australia, seperti Partai Buruh, Liberal, dan Partai Nasional. Namun sejalan dengan derasnya arus penentangan terhadap globalisasi, yang sempat merenggut nyawa seorang demonstran di Genoa beberapa waktu lalu, paham yang sangat anti globalisasi dan populis itu semakin disambut hangat oleh kaum buruh dan petani. "Dari citra politik, ini sangat merugikan Australia dalam hubungannya dengan negara-negara barat," tutur Ikrar.

Untuk negara-negara Asia, termasuk Indonesia, Ikrar juga mengingatkan bahwa Pauline Hanson adalah pribadi yang terkenal sangat anti-Asia dengan paham ultranasionalistisnya itu, khususnya dalam memandang imigrasi dari Asia. "Dari sisi politik bisa menyulitkan hubungan Australia dengan negara-negara di Asia Tenggara," kata Ikrar lagi. Persoalan ini, menurut Ikrar, hanya bisa dipecahkan oleh Australia sendiri. Ia menyarankan agar partai-partai besar di Australia bisa menggalang kekuatan untuk meredam pengaruh Pauline demi kelangsungan hubungan luar negerinya. (Deddy Sinaga)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Penyebab Senyum Anda Tak Lagi Menawan Seiring Usia

1 menit lalu

Penyebab Senyum Anda Tak Lagi Menawan Seiring Usia

Usia bertambah dan masalah di mulut pun semakin banyak, membuat senyum tak lagi menarik. Berikut penyebab senyum kehilangan pesonanya seiring usia.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Paripurnakan Branding X.com, Sebagian Pengguna Pilih Tetap Sebut Twitter

2 menit lalu

Elon Musk Paripurnakan Branding X.com, Sebagian Pengguna Pilih Tetap Sebut Twitter

Langkah final dilakukan Elon Musk dengan mengarahkan semua pengguna Twitter.com ke domain baru, X.com, per Jumat lalu, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

3 menit lalu

Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

Peneliti Imparsial mengkritik wacana revisi UU Polri terkait usia pensiun.

Baca Selengkapnya

Video Call dengan Sandara Park, Nagita Slavina Diminta Boyong 2NE1 ke Andara

4 menit lalu

Video Call dengan Sandara Park, Nagita Slavina Diminta Boyong 2NE1 ke Andara

Nagita Slavina mengaku telah mengidolakan 2NE1 sejak kuliah. Dia sangat antusias ketika berbicara dengan Sandara Park melalui panggilan video.

Baca Selengkapnya

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

5 menit lalu

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

Kebugaran dan kesehatan tubuh tak hanya soal olahraga rutin, tapi juga istirahat yang tepat

Baca Selengkapnya

Konservasi Indonesia Luncurkan Pembangunan BIRU, Apa Itu?

15 menit lalu

Konservasi Indonesia Luncurkan Pembangunan BIRU, Apa Itu?

Konservasi Indonesia mengatakan BIRU menjadi wujud awal dari kolaborsi multi pihak yang dapat menghubungkan konsumen dengan upaya konservasi melalui pendanaan yang inovatif.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Bantu Turunan Kecemasan dan Stres pada Lansia

17 menit lalu

Diet Mediterania Bantu Turunan Kecemasan dan Stres pada Lansia

Studi menyebutkan diet mediterania tidak hanya promosikan kesehatan fisik, namun juga turunkan kecemasan pada lansia.

Baca Selengkapnya

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

17 menit lalu

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

Pemberontak Arakan Army menguasai wilayah Rakhine yang banyak dihuni warga Rohingya di Myanmar. Mereka membantah menargetkan Rohingya.

Baca Selengkapnya

Ikhtiar Menjaga Air

19 menit lalu

Ikhtiar Menjaga Air

Sejumlah komunitas terus berikhtiar menyelamatkan sungai dari pencemaran hingga merawat mata air. Bagaimana kisah mereka?

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Vietnam Perkuat Kerjasama Teknologi Pertanian Lahan Rawa

19 menit lalu

Indonesia dan Vietnam Perkuat Kerjasama Teknologi Pertanian Lahan Rawa

Pertemuan ini bertujuan memperkuat kerjasama di sektor pertanian antara Indonesia dan Vietnam, terutama dalam pengembangan teknologi lahan rawa.

Baca Selengkapnya