TEMPO Interaktif, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritisi anak buahnya yang dinilainya sering tak cepat tanggap dan responsif terhadap setiap berita yang terjadi di seluruh Tanah Air.
"Saya mau beri koreksi. Sistem pelaporan cepat sering tidak berjalan dengan baik" kata SBY saat membuka Rapat Kabinet Paripurna di kantornya, Jumat, 2 Desember 2011. "Saya beri contoh. Ketika ada peristiwa ambruknya jembatan di Sungai Mahakam, saya terima berita itu dari sms yang masuk dan berita di media massa, bukan dari sistem. Padahal, itu sudah berjalan satu jam."
Setelah menerima kabar tersebut, kata SBY, ia segera berkomunikasi langsung dengan beberapa pihak yang sedang berada di sana, termasuk Kapolda Kalimatan Timur, meskipun tak berada di lapangan.
Saat itu juga, SBY memanggil Menko Kesra Agung Laksono dan pejabat terkait yang bertanggung jawab mengelola masalah tersebut. "Seperti ini harus cepat sampai ke sepengetahuan saya. Saya koreksi, lalu Menko Kesra dan Menteri PU langsung mau berangkat ke Mahakam," ujarnya.
SBY juga memberikan contoh lain mengenai lambatnya informasi yang sampai kepadanya, yaitu mengenai perkembangan Papua. Menurutnya, saat mengadakan jamuan makan malam dengan Presiden Republik Federasi Jerman Christian Wulff Kamis, 1 Desember 2011 malam, ia sempat melihat running text di sebuah saluram televisi berita Asia. Dalam teks yang bisa dilihat seluruh dunia itu tertulis berita mengenai penembakan di Papua.
"Mengabarkan tentara kita melakukan penembakan ke pengibar bendera yang tidak semestinya. Saya telepon Menteri Sekretaris Negara," ujarnya. "Terhadap hal sensitif itu harus cepat, beri tahu saya. Bila tidak akurat berikan koreksi. Jangan sampai berjam-jam masyarakat global mengetahui hal keliru,"
"Sering kali saya tahu lebih dahulu daripada jajaran kabinet. Hidupkan sistem, pelaporan cepat. Jika Saudara sudah menangani, beritahu saya sehingga saya yakin sistem sudah bekerja dan tindakan sudah dilakukan," tambah dia.
SBY pun menegaskan bahwa hal-hal seperti ini merupakan bagian dari tanggung jawab dan daya tanggap pemerintah untuk membantu publik menangani masalah. "Dan juga pemberitahuan kepada pers sehingga tidak terjadi pemberitaan yang simpang siur," ujarnya.
MUNAWWAROH
Berita terkait
Taliban Segera Umumkan Pemerintahan Baru di Afghanistan, Siapa Saja?
2 September 2021
Taliban sedang bersiap mengumumkan pemerintahan baru Afghanistan. Siapa saja yang akan menjadi pejabat?
Baca SelengkapnyaWagub Uu Ajak ICMI Bangun Jabar
30 November 2019
Prioritas pembangunan Pemprov Jabar saat ini adalah mengurangi kesenjangan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaIngin Selamat dari Perang Dunia III? Pindahlah ke Negara Ini
11 Oktober 2017
Konflik Amerika Serikat dan Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir ini memicu kekhawatiran terjadinya Perang Dunia III.
Baca SelengkapnyaDin Syamsuddin Sebut Konsep Khilafah Digaungkan HTI Salah Kaprah
23 Agustus 2017
Sebab, kata Din Syamsuddin, Indonesia telah menjalankan konsep khilafah dengan mengamalkan nilai-nilai keislaman.
Menteri Penerima Opini Disclaimer dari BPK Bakal Kena Sanksi
24 Mei 2017
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pengelolaan anggaran kementerian atau lembaga pemerintahan dari BPK harus baik di tahun depan.
Baca Selengkapnya2,5 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Publik Merasa Puas 64,4 Persen
22 Maret 2017
Lembaga Indo Barometer merilis hasil survei menyangkut evaluasi publik terhadap 2,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, tingkat kepuasan publik 64,4 persen.
Baca SelengkapnyaAgus Pambagio: Komunikasi Pemerintah ke Publik Masih Buruk
2 Februari 2017
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengungkapkan masih belum berjalannya komunikasi publik yang baik dari pemerintah Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Pimpinan MPR Bahas UU MD3 Hingga Haluan Negara
24 Januari 2017
Jokowi dan Pimpinan MPR menggelar rapat konsultasi yang membahas UU MD3, Haluan Negara, 2 peringatan hari besar, dan Lembaga Pemantapan Pancasila.
Baca SelengkapnyaRayakan Dua Tahun Jokowi-Kalla, Fadli Zon Bikin Puisi
22 Oktober 2016
Fadli Zon mengatakan ini puisi dua tahun Jokowi-JK ini spontan dibuat di ponselnya.
Baca SelengkapnyaWiranto Panggil Sejumlah Menteri ke Kantornya, untuk Apa?
13 September 2016
Yang hadir dalam rapat koordinasi itu adalah anggota Tim Crisis Center pemerintah RI. Anggota tim yang belum tampak adalah Kepala BIN Budi Gunawan.
Baca Selengkapnya