Deputi Gubernur Budi Mulya Ajukan Permohonan Nonaktif  

Reporter

Editor

Sabtu, 22 Oktober 2011 09:44 WIB

Budi Mulya. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis lalu, menonaktifkan Deputi Gubernur Budi Mulya. Keputusan tersebut diambil berdasarkan permintaan Budi yang disampaikan melalui surat pada 15 Oktober lalu.

Dalam siaran pers yang dipajang di situs web BI, Jumat, 21 Oktober 2011, disebutkan, alasan Budi Mulya mengajukan permohonan nonaktif adalah alasan pribadi. Status nonaktif tersebut berlaku paling lama enam bulan sejak tanggal penetapan. Dewan Gubernur dapat memperpanjang penonaktifan selama enam bulan berikutnya.

Disebutkan bahwa pengaktifan kembali Budi Mulya kelak harus diputuskan oleh Rapat Dewan Gubernur. Selama masa nonaktif, tugas dan kewenangan Budi Mulya diserahkan kepada anggota Dewan Gubernur lain.

Budi Mulya tersandung masalah setelah audit forensik Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Bank Century menemukan aliran dana dari pemilik Century, Robert Tantular, kepada Budi. Dana mengalir pada September 2008, menjelang pengucuran fasilitas pendanaan jangka pendek senilai Rp 689 miliar dari bank sentral ke Bank Century. Adapun pendanaan diberikan pada pertengahan Oktober 2008.

Saat diperiksa, Budi mengakui pernah meminjam uang ke Robert sebesar Rp 1 miliar. Temuan sementara Komite Etik BI menyatakan transaksi Budi dan Robert tidak terkait dengan kebijakan bank sentral.

Namun gara-gara kasus ini, Gubernur BI Darmin Nasution menggeser Budi dari tugas pengelolaan moneter menjadi hanya mengurusi sekretariat, aset, museum, dan kantor perwakilan BI.

Kamis malam lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa Budi Mulya selama 11 jam dalam kasus dugaan korupsi pada pengucuran dana talangan kepada Bank Century. Seusai pemeriksaan, Budi enggan memberi komentar.

Dewan Perwakilan Rakyat juga akan memanggil Budi pada 24 Oktober mendatang. "Kami hanya akan menyelidiki pelanggaran kode etik," kata Wakil Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan DPR Harry Azhar Aziz.

Wakil Ketua Komisi Keuangan Achsanul Qosasi mengimbuhkan, rapat Senin pekan depan tidak secara khusus membicarakan kasus Budi. Rapat tersebut, kata dia, adalah rapat rutin tiga bulanan antara BI dan DPR.

Anggota Fraksi Partai Demokrat ini menegaskan, partainya sampai sekarang masih yakin persoalan Budi Mulya hanyalah pelanggaran etika. Kesalahannya, Budi sebagai regulator meminjam uang dari pemilik bank. "Ini saya yakin lebih pada masalah etika saja. Hukum tidak bisa dipaksakan," katanya.

EKA UTAMI APRILIA | ALWAN RIDHA | EFRI

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

23 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya