Pangdam XII: Tidak Ada Pencaplokan Wilayah Indonesia oleh Malaysia  

Reporter

Editor

Kamis, 13 Oktober 2011 16:23 WIB

Mayjend Andi Gerhan Lentara. TEMPO/ Amston Probel

TEMPO Interaktif, Pontianak - Panglima Kodam XII Tanjungpura, Kalimantan Barat, Mayor Jenderal TNI Geerhan Lentara menegaskan, tidak benar terjadi pergeseran tapal batas wilayah Malaysia yang masuk ke wilayah perbatasan Desa Camar Bulan, di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. “Saya sudah turun ke lapangan. Setelah kita teliti dan menggunakan GPS tidak ada pencaplokan wilayah,” ujarnya kepada Tempo di ruang kerjanya, Kamis, 13 Oktober 2011.

Menurut dia, data yang diklaim banyak pihak itu tidak benar. “Tentara Indonesia tidak akan diam kalau wilayah Indonesia dicuri. Sebagai prajurit, nyawa taruhannya,” ujar Geerhan. Yang ada, menurut dia, warga menemukan sebongkah semen dan helipad di wilayah Malaysia. “Bukan di wilayah Indonesia,” kata Geerhan.

Menurut Geerhan, TNI berpedoman pada kesepakatan tahun 1978 tentang perjanjian tapal batas wilayah dengan Malaysia. Kalimantan Barat memiliki luas perbatasan seluas 5.784 kilometer dengan titik tapal batas dengan empat macam tipe. Yakni tipe A, berjarak 300 kilometer sebanyak 7 buah tapal batas, tipe B masing-masing berjarak 50 kilometer sebanyak 76 buah, tipe C berjarak 5 kilometer sebanyak 535 buah. Tipe A memiliki tinggi 1,35 sentimeter dari daratan, tipe B tinggi 60 sentimeter, tipe C 30 sentimeter, dan tipe D tinggi 16 sentimeter.

Geerhan membantah ada 700 penduduk Malaysia di wilayah Indonesia. “Setelah kita cek tidak benar, hanya rumput ilalang,” katanya yang mengaku telah menemui sejumlah tokoh masyarakat Desa Camar Bulan dan meninjau langsung lokasi Rabu, 12 Oktober 2011.

Pangdam meminta semua pihak tidak terburu-buru menyatakan pendapat agar tidak meresahkan masyarakat dan kedua negara. “Mungkin ada 2.000 sms yang masuk ke handphone saya menanyakan dan prihatin soal ini. Tapi saya jelaskan bahwa itu tidak benar, silakan di cek ke lapangan,” kata Geerhan.

Berdasarkan kesepakatan 1978, patok tipe D A104 berada di posisi sekitar satu kilometer dari bibir pantai Laut Natuna. Namun, keraguan ini muncul setelah warga menemukan bongkahan semen menyerupai patok batas berukuran 1X1 meter di atas Bukit Semunsam, Malaysia. Bongkahan semen inilah yang diduga masyarakat patok batas kedua negara.

Jika memang dugaan masyarakat yang menyatakan bahwa bongkahan semen yang kini rusak berat dulunya patok batas kedua negara, berarti Indonesia kehilangan 1.499 hektare lahan. Jarak antara bongkahan semen yang diduga patok A 104 oleh warga berjarak 3,3 kilo meter dari patok tipe D A104.

“Ini yang menjadi keraguan kami sekaligus pertanyaan. Makanya, perlu diukur kembali oleh kedua negara agar tidak memunculkan keraguan kepada masyarakat dan kecemasan,” ujar Kepala Desa Temajuk Mulyadi kepada wartawan.

HARRY DAYA


Berita terkait

Pemerintah Tetapkan Batas Provinsi Aceh dan Sumatera Utara

11 Juni 2020

Pemerintah Tetapkan Batas Provinsi Aceh dan Sumatera Utara

Persoalan tapal batas wilayah Aceh dan Sumatera Utara provinsi itu telah terjadi sejak 1988 atau sekitar 32 tahun.

Baca Selengkapnya

Pilar Inggris - Belanda akan Dihancurkan di Pulau Sebatik

16 November 2019

Pilar Inggris - Belanda akan Dihancurkan di Pulau Sebatik

Pilar yang dibangun Inggris dan Belanda sebagai tanda perbatasan kekuasaan wilayah jajahan.

Baca Selengkapnya

Jalan Terjal Menuju Tapal Batas Wilayah Dusun Bagan Asam

4 November 2018

Jalan Terjal Menuju Tapal Batas Wilayah Dusun Bagan Asam

Jalan menuju Dusun Bagan Asam masih rusak. Butuh ongkos besar untuk mengakses salah satu tapal batas Wilayah Indonesia ini.

Baca Selengkapnya

Negosiasi Batas Wilayah Maritim Indonesia Malaysia Masih Buntu

14 Juli 2017

Negosiasi Batas Wilayah Maritim Indonesia Malaysia Masih Buntu

Malaysia ingin pulau-pulau di wilayah terluar mereka diberi bobot maksimal dalam penetapan garis batasnya

Baca Selengkapnya

Pulau-pulau Terdepan Direklamasi

28 Maret 2013

Pulau-pulau Terdepan Direklamasi

Jika pulau terdepan tenggelam, tapal batas negara akan berubah.

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Mengklaim Gunung Ijen

18 April 2012

Banyuwangi Mengklaim Gunung Ijen

Gunung ini diperebutkan Banyuwangi dan Bondowoso.

Baca Selengkapnya

Komisi DPR Tak Temukan Pergeseran Patok Camar Bulan  

16 Oktober 2011

Komisi DPR Tak Temukan Pergeseran Patok Camar Bulan  

Kesepahaman 1978 merugikan wilayah Indonesia 1.499 hektare.

Baca Selengkapnya

RI Dapat Tambahan Wilayah 4.000 Kilometer Persegi

27 Agustus 2010

RI Dapat Tambahan Wilayah 4.000 Kilometer Persegi

Di tengah kisruh batas wilayah teritorial dengan sejumlah negara tetangga yang pembahasannya belum sepenuhnya selesai, Indonesia mendapat tambahan wilayah perairan seluas 4.000 kilometer persegi di sepanjang sisi barat Pulau Sumatera.

Baca Selengkapnya

Panglima TNI Resmikan Monumen di Pulau Paling Selatan Indonesia  

1 Agustus 2010

Panglima TNI Resmikan Monumen di Pulau Paling Selatan Indonesia  

Dipilihnya Jenderal Besar Sudirman sebagai ikon monumen titik terselatan di Pulau Ndana ini, tidak serta-merta ditetapkan oleh TNI, tapi berdasarkan kajian dan saran tokoh masyarakat di Rote Ndao.

Baca Selengkapnya

Badan Pengelola Perbatasan Diminta Segera Bekerja

14 Juni 2010

Badan Pengelola Perbatasan Diminta Segera Bekerja

Pemerintah akan segera mengoperasikan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan akhir Juni ini. Mereka akan menyelesaikan masalah perbatasan yang cenderung merugikan Indonesia khususnya dengan negara tetangga seperti Malaysia, Papua Nugini, dan Timor-Timur.

Baca Selengkapnya