TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mempersilakan masyarakat yang tidak sepakat dengan Undang-Undang Intelijen agar mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK). "Kalau, toh, ada kelompok masyarakat yang belum puas, kami memahami," kata Tjahjo yang juga anggota Komisi Pertahanan DPR ini, Jumat, 30 September 2011.
"Kalau akan mengajukan judicial review ke MK misalnya, silakan. Itu hak setiap warga negara," dia menambahkan. Draft Rancangan UU Intelijen ini telah disepakati semua fraksi di DPR pada Kamis kemarin, 29 September 2011. Pada draft yang tinggal disahkan melalui rapat paripurna itu tidak lagi memuat pasal tentang penangkapan. Namun, dalam draft itu, Komisi Pertahanan tetap mengakomodir pasal penyadapan.
Draft itu juga, kata Tjahjo, memuat pasal tentang pembentukan tim pengawas oleh DPR. Dengan beleid itu, kata Tjahjo, "Pengawasan juga akan lebih intens."
RUU Intelijen juga memuat pasal tentang rehabilitasi, kompensasi, dan restitusi bagi mereka yang dirugikan oleh pelaksanaan fungsi intelijen.
Menurut Tjahjo, draft yang dihasilkan itu merupakan kerja maksimal Komisi Pertahanan. Namun, fraksinya yakin belum bisa mengakomodir berbagai aspirasi seluruh komponen masyarakat. "Apa pun, ini hasil maksimal walau belum optimal," ujarnya.
Draft RUU Intelijen yang sudah disepakati itu akan segera disahkan oleh DPR. Ketua Komisi Pertahanan Mahfudz Shiddiq di dalam rapat pada Kamis kemarin mengatakan, draf RUU Intelijen itu selanjutnya akan dibawa ke rapat paripurna untuk disahkan.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita terkait
PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat
10 Januari 2018
PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.
Baca SelengkapnyaPDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti
10 Januari 2018
Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul
10 Januari 2018
Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.
Baca SelengkapnyaGus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP
10 Januari 2018
Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.
Baca SelengkapnyaPDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul
10 Januari 2018
PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDi HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik
10 Januari 2018
Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.
Baca SelengkapnyaKesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan
10 Januari 2018
Megawati menyebut pihak-pihak yang menggunakan hoax untuk menjatuhkan lawan politik sebagai pengecut.
Baca SelengkapnyaDukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP
10 Januari 2018
PKS akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim 2018.
Baca SelengkapnyaHUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada
10 Januari 2018
Hasto Kristiyanto juga menyebut PDIP dikucilkan dan hanya sekedar menjadi ornamen demokrasi selama 32 tahun Orde Baru.
Baca SelengkapnyaPKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng
9 Januari 2018
Wasekjen PKB Daniel Johan mengatakan partainya merasa ditinggal oleh PDIP dalam pilgub Jateng.
Baca Selengkapnya