TEMPO Interaktif, Jakarta - Dua aktivis Human Right Watch, Andreas Harsono dan Tirana Hassan, Senin, 19 September 2011, ditangkap Kepolisian Resor Sampang saat berada di Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura.
Peneliti dari LSM internasional yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, itu sedang melakukan penelitian tentang minoritas Syiah di Indonesia dan keprihatinan internasional terhadap diskriminasi dan perilaku intoleran yang ditunjukkan oleh sekelompok orang di wilayah tersebut.
Menurut informasi dari Human Right Watch yang diterima Tempo, Selasa, 20 September 2011, kedua orang tersebut dikabarkan sedang melakukan wawancara dengan pengikut Syiah di dusun tersebut.
Sekelompok massa yang selama ini tidak menginginkan adanya pengikut Syiah di tempat itu dan telah lama mengisolasi dusun tersebut berusaha melakukan intimidasi dengan memblokade akses jalan menuju dusun tersebut.
Selama di kantor Kepolisian Resor Sampang, kedua peneliti tersebut menjalani pemeriksaan selama 9 jam. Dikarenakan tidak adanya bukti tindak pidana yang dilakukan oleh kedua peneliti tersebut, akhirnya mereka diserahkan kepada pihak Imigrasi Surabaya.
Penyerahan ini dikarenakan salah satu peneliti, Tirana Hassan, berkewarganegaraan Australia, di mana paspornya ditinggalkan di tempat penginapan.
Sampai dini hari tadi, pemeriksaan terhadap kedua peneliti itu masih berlangsung di Imigrasi Surabaya dan diminta untuk kembali pagi harinya.
Upaya deportasi akan dilakukan terhadap Tirana Hassan dengan tuduhan tidak memiliki izin untuk riset. Selain itu, tidak ada pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia.
EZ
Berita terkait
IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace
7 Oktober 2023
IPW mendesak agar Kapolda Metro Jaya membebaskan 12 aktivis Greenpeace Indonesia yang ditangkap kemarin. Mereka ditangkap pasca demo di Bundaran HI.
Baca SelengkapnyaKisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah
31 Juli 2023
Dedi Umar Hamdun adalah politikus yang juga merupakan aktivis dan menjadi korban penculikan era Orde Baru. Keluarganya terlunta-lunta.
Baca SelengkapnyaTop Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo
16 November 2022
Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz menghadiri jamuan makam malam KTT G20 di Kawasan GWK Bali
Baca SelengkapnyaPenangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror
27 Juli 2021
Ketua YLBHI Asfinawati, mengkritik prosedur Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dalam menangkap aktivis yang tergabung dalam Blok Politik Pelajar
Baca SelengkapnyaSeniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify
24 April 2021
Seniman Malaysia ditahan polisi karena dituduh menghina Ratu Malaysia dengan membuat gambar daftar putar Spotify yang menghina akun instagram ratu.
Baca Selengkapnya53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif
7 Januari 2021
Polisi menangkap 53 orang aktivis Hong Kong selama penggerebekan pagi sebagai tindakan keras Cina menerapkan UU Keamanan Nasional Hong Kong.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara
6 Agustus 2018
Kerajaan Arab Saudi memerintahkan duta besar Kanada untuk meninggalkan Arab Saudi dalam waktu 24 jam setelah Kanada mengkritik penangkapan aktivis.
Baca SelengkapnyaPolisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?
28 Mei 2018
Kepolisan Mesir menangkap seorang mantan juru kampanye untuk Presiden Abdel Fattah el-Sisi pada Minggu, 27 Mei 2018.
Baca SelengkapnyaBela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan
6 Maret 2018
Aktivis mahasiswa UMS M Hisbun Payu telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jawa Tengah. Aktivis ini sebelumnya disebut diculik.
Baca SelengkapnyaJaringan Aksi Lawan Ahok: Pemerintah Antikritik
5 Desember 2016
Sunarto mengatakan akan mengadakan aksi solidaritas sebagai respons terhadap penangkapan para aktivis dan tokoh nasional.
Baca Selengkapnya