TEMPO Interaktif, Jakarta - Bupati Sorong Selatan, Papua Barat, Otto Ihalauw, membantah telah memukul wartawan televisi lokal Papua TOP TV, Mufriali, saat yang bersangkutan meliput unjuk rasa di depan kantor Bupati Sorong Selatan, Jumat, 9 September 2011, sekitar pukul 09.15 WIT.
Ihalauw menilai kabar pemukulan itu tidak benar dan cenderung merusak reputasinya. “Saya tidak memukul, tidak benar itu. Ini hanya karena miss komunikasi,” kata Otto Ihalauw, Jumat sore.
Ihalauw mengatakan pemberitaan jurnalis di daerahnya kerap tak berimbang dan selalu menyudutkan. “Kita ini kan daerah pemekaran, beritanya harus berimbanglah,” ujarnya.
Menurutnya, insiden pemukulan tersebut telah diselesaikan secara damai dengan mengundang korban, pejabat daerah Sorong Selatan, serta DPRD setempat. “Ini sudah diselesaikan, sudah disampaikan permintaan maaf dan wartawan bersangkutan juga sudah bisa menerima,” katanya.
Meski demikian, Otto Ihalauw enggan merinci siapa saja yang telah memukul Mufriali. Soal pemukulan tersebut terkait pemberitaan wartawan, ia juga memilih bungkam. “Ini sudah diselesaikan,” katanya mengelak.
Ia memastikan masalah tersebut tak akan terulang lagi. “Lebih jelasnya coba tanya ajudan saya, dia lebih tahu kejadian itu, saya hanya berharap pemberitaan media harus sesuai fakta, masalah ini hanya miss komunikasi antara humas kita dan wartawan, jadi tidak ada kaitannya dengan lain-lain,” katanya.
JERRY OMONA
Berita terkait
Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang
34 hari lalu
Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.
Baca SelengkapnyaJurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal
34 hari lalu
"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi
35 hari lalu
Danlanal Ternate meminta maaf atas insiden kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Bacan, Halmahera Selatan.
Baca SelengkapnyaAJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung
27 November 2023
AJI mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku
Baca SelengkapnyaKekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam
17 Agustus 2023
Dua jurnalis mendapat kekerasan saat meliput di Dago Elos. Dipukul di bagian pundak, perut, paha, tangan, rambut dijambak, dan kepala dipentung.
Baca SelengkapnyaWartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi
29 Juli 2023
Sejumlah wartawan diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar di Restoran Pulau Dua, Senayan
Baca SelengkapnyaPolda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar
27 Juli 2023
Sejumlah jurnalis diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar
Baca SelengkapnyaJurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku
27 Juli 2023
Sejumlah jurnalis menjadi korban penyerangan saat meliput diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) di Restoran Pulau Dua, Senayan
Baca SelengkapnyaBaru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim
6 Juni 2023
Pemindahan dua tahanan penganiaya jurnalis Tempo ini dikhawatirkan sebagai upaya mengulur masa penahanan.
Baca SelengkapnyaLaporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan
21 Mei 2023
Jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis per tahun masih di atas 40 kasus.
Baca Selengkapnya