SBY Miris Lingkungan Kumuh Jadi Tontonan Tamu Negara
Jumat, 26 Agustus 2011 23:13 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -- Mungkin baru kali ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan alat transportasi kereta api di siang hari, sepanjang kawasan kota dan kabupaten di sepanjang Pantai Utara Jawa. SBY berucap kaget dan prihatin karena menemukan pemandangan lingkungan kumuh penuh dengan sampah di sepanjang bantaran rel.
"Saya tersentuh dalam perjalanan kereta lihat jendela kanan dan kiri pemandangan tidak sedap, kotor. Sepanjang jalan jorok sekali," kata SBY dalam acara buka puasa bersama dengan Pemimpin Redaksi dan Wartawan di Istana Negara, Jumat 26 Agustus 2011.
SBY prihatin dan mengaku malu dengan keadaan tersebut karena hal itu disaksikan oleh tamu negara asing. "Ini tontonan gratis bagi semua termasuk tamu-tamu kita dari negara sahabat," tandasnya.
Sebelumnya, SBY berkeliling ke sejumlah daerah dalam rangka Safari Ramadhan. Kegiatan safari mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Dalam safari kali ini, SBY sempat meninjau Jalur Lingkar Nagrek pada kilometer 2+600, mengunjungi SDN 2 Rajapolah Tasikmalaya, Puskesmas Kawalu, Tasikmalaya dan Kerajinan Bordir Hayati.
Dalam safari ini, kegiatan berlangsung selama empat hari tiga malam. Kunjungan ini, SBY bertemu dengan kelompok masyarakat, situasi pendidikan, kesehatan dan sejumlah mata pencarian petani dan nelayan. Presiden didampingi Ibu Negara Kristiani Herrawati.
Pulangnya ke Jakarta dari Tegal, Presiden SBY memakai kereta luar biasa, dengan dua lokomotif, tiga gerbong wisata, satu restorasi dan sejumlah rangkaian gerbong yang lain. Di sepanjang rel dalam perjalanan pulang itulah, pemandangan tak sedap itu ditemukannya.
Menurut SBY, kondisi buruknya lingkungan dimana pun itu bisa mengganggu watak dan karakter masyarakatnya. Cara pandang dan cara berpikirnya juga bisa berbeda dengan lingkungan yang bersih. Mereka bisa menjadi tidak sensitif hidup sehat dan hidup secara teratur.
SBY mengaku sempat menjenguk lokasi sekolah yang rusak. "Saya merasa prihatin dan bisa mengganggiu siswa belajar," katanya. Meski kondisi seperti itu, masih ada juga siswa yang berprestasi. "Tentu kalau lingkungan baik, pasti prestasinya lebih baik lagi," ujarnya.
Ia mengaku sempat mengunjungi pelayanan publik di sejumlah kelurahan. Ia bertemu dengan kepala desa, bupati dan gubernurnya. Dalam kesempatan itu, SBY meminta masukan dan keluhan untuk memperbaiki program pemerintah. Sejumlah komunitas petani, komunitas nelayan dan komunitas pesantren dikunjungi.
Masukan dari komunitas ini, kata dia, pemerintah juga bisa memperbaiki program dan kegiatan pemerintah. Kunjungan ini juga dalam evaluasi kinerja program pemerintah secara nyata. "Ada program yang berjalan, ada sejumlah yang belum berjalan karena alasan tertentu," katanya.
Pemerintah akan menyiapkan program untuk kebersihan dan hidup sehat. Ia mengingatkan program pemerintah tinggal 3 tahun sehingga pemerintah harus lebih baik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.
EKO ARI WIBOWO