Mohammad Noer Tolak Gagasan Madura Merdeka

Reporter

Editor

Kamis, 11 Desember 2003 13:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sesepuh masyarakat Madura, Haji Mochammad Noer, menolak gagasan Madura merdeka bila Presiden Abdurrahman Wahid jatuh melalui Sidang Istimewa MPR. "Saya tidak setuju! Madura jadi provinsi saja, saya tidak setuju. Yang penting, saat ini, merealisasi jembatan Surabaya-Madura untuk meningkatkan kehidupan rakyat di Pulau Madura," Noer mengutarakan penegasan sikapnya ini di depan ribuan orang yang mengikuti Peringatan Maulud Nabi Muhammad dan Silaturahmi yang digelar Himpunan Usaha Muslim Indonesia di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, Sabtu (21/7) malam.

Dalam pesan-pesannya, Mohammad Noer juga menyerukan agar warga etnis Madura tidak terpancing oleh provokasi yang hendak menyulut keributan dan mengail di air keruh. Ia mengajak pada segenap warga masyarakat untuk menciptakan rasa tenang dan damai, seperti terasa di acara sarasehan dan peringatan Maulud Nabi Muhammad itu, dimana semuanya duduk sejajar. "Jangan sampai terpancing provokasi yang dilakukan para provokator. Mereka hanya ingin merusak negara kesatuan Indonesia ini. Mari kita hidup tenang dan damai. Tidak ada hujat-menghujat, juga tidak ada cela-mencela," ujar mantan Gubernur Jatim itu di era 70-an.

Isu tentang ancaman Madura merdeka itu, selain dilansir Presiden Abdurrahman Wahid, juga digarap kalangan ulama di Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep melalui forum Musyawarah Besar warga Madura. Acara ini rencananya digelar, Minggu (22/7). Berdasarkan informasi yang dihimpun hingga malam ini sejuta warga Madura akan dikerahkan untuk turun ke jalan dan melakukan konvoi kendaraan bermotor. Rutenya dari Bangkalan hingga Sumenep. "Kami mengundang saudara-saudara untuk berpartisipasi dalam acara aksi sejuta umat itu," tulis Persatuan Pemuda Muslim Indonesia (PPMI) dalam undangan yang dibacakan saat acara di Tugu Pahlawan.

PPMI menegaskan, aksi itu digelar berkaitan kenekatan parlemen dalam menggelar Sidang Istimewa yang ujung-ujungnya untuk menjatuhkan Presiden Abdurrahman Wahid. "Skenario itu diantaranya merupakan akal-akalan dari eks-Orde Baru untuk mendongkel pemerintahan yang sah saat ini," tulis PPMI lagi. Sontak, tepuk tangan bergemuruh. Yel-yel hidup Gus Dur bermunculan kendati acara tersebut dikemas jauh dari nuansa politik.

Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan kiai muda kharismatik dari Situbondo, Lora Cholil, yang diundang berbicara di forum itu, ternyata berhalangan hadir. Sementara, penjagaan ketat dilakukan aparat gabungan dari marinir dan jajaran kepolisian. Kapolwiltabes Surabaya Komisaris Besar Ito Sumadi menegaskan, pihaknya memberlakukan pelarangan terhadap acara-acara yang menyedot konsentrasi massa. Larangan berlaku sejak Minggu (22/7). Dan, acara di Tugu Pahlawan yang dibanjiri massa tersebut, luput dari pelarangan polisi. (Adi Sutarwijono)

Advertising
Advertising

Berita terkait

BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

2 menit lalu

BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

Sirkulasi siklonik membentuk daerah konvergensi yang mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Baca Selengkapnya

Review Film Cash Out: Serba Kurang Meyakinkan

5 menit lalu

Review Film Cash Out: Serba Kurang Meyakinkan

Review film Cash Out yang dibintangi John Travolta sebagai dalang kriminal yang menghadapi pengkhianatan terbesar pada karier pencuriannya.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

8 menit lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya

Baznas RI Nobatkan Walkot Makassar Jadi Duta Zakat Indonesia

10 menit lalu

Baznas RI Nobatkan Walkot Makassar Jadi Duta Zakat Indonesia

Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, dinobatkan sebagai Duta Zakat Indonesia oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI, di Anjungan City Of Makassar, usai Gerakan Makassar Salat Subuh Berjemaah, Sabtu 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Orang Asia Lebih Rentan Terkena Hipertensi, Ini Faktornya

14 menit lalu

Orang Asia Lebih Rentan Terkena Hipertensi, Ini Faktornya

Orang Asia punya gen yang sensitif dengan garam. Mereka rentan terkena hipertensi dibanding ras lainnya.

Baca Selengkapnya

Khofifah-Emil Respons Begini soal Peluang Dukungan PDIP di Pilkada Jawa Timur

15 menit lalu

Khofifah-Emil Respons Begini soal Peluang Dukungan PDIP di Pilkada Jawa Timur

Usai mendapat rekomendasi dari partai Golkar untuk maju di Pilkada Jawa Timur, Khofifah-Emil respons soal peluang dukungan PDIP kepada mereka.

Baca Selengkapnya

Prediksi Arsenal vs Everton di Liga Inggris Pekan Terakhir: Jadwal Live, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

18 menit lalu

Prediksi Arsenal vs Everton di Liga Inggris Pekan Terakhir: Jadwal Live, H2H, Kondisi Tim, Perkiraan Formasi

Duel Arsenal vs Everton akan tersaji pada pekan terakhir Liga Inggris 2023-2024. Kemenangan tak cukup membawa Arsenal menjadi juara.

Baca Selengkapnya

Jadwal Leg 2 Semifinal Liga 1 Malam Ini: Simak Perkiraan Susunan Pemain Persib Bandung vs Bali United

32 menit lalu

Jadwal Leg 2 Semifinal Liga 1 Malam Ini: Simak Perkiraan Susunan Pemain Persib Bandung vs Bali United

Laga Persib Bandung vs Bali United akan hadir pada leg kedua semifinal babak Championship Series Liga 1 malam ini. Simak perkiraan susunan pemainnya.

Baca Selengkapnya

Program Kak Wulan PNM, Bantu Petani Mawar Nganjuk Berkembang

34 menit lalu

Program Kak Wulan PNM, Bantu Petani Mawar Nganjuk Berkembang

Lewat program Klasterisasi Kelompok Mekaar Unggulan atau Kak Wulan, PNM berhasil membuat populasi petani mawar terus bertambah.

Baca Selengkapnya

Arne Slot Benarkan Akan Jadi Pelatih Baru Liverpool Gantikan Jurgen Klopp

42 menit lalu

Arne Slot Benarkan Akan Jadi Pelatih Baru Liverpool Gantikan Jurgen Klopp

Arne Slot membenarkan bahwa dia akan menjadi pelatih baru Liverpool untuk menggantikan Jurgen Klopp.

Baca Selengkapnya