TEMPO Interaktif, Kediri - Sedikitnya 20 wartawan media cetak dan elektronik melakukan aksi unjuk rasa di kantor Wali Kota Kediri. Mereka memprotes pelarangan liputan oleh petugas protokoler dan Satuan Polisi Pamong Praja setempat.
Aksi unjuk rasa puluhan wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini dilakukan di halaman Balai Kota, Kamis, 7 Juli 2011.
Lima wartawan diduga menjadi korban pengusiran dan perlakuan tidak simpatik dari petugas Satpol PP. “Kami bukan binatang yang dengan seenaknya diusir,” kata Hartono, wartawan stasiun televisi lokal, Doho TV, dalam aksinya, Kamis, 7 Juli 2011.
Insiden itu terjadi ketika lima wartawan televisi, yakni Ade dan Yohanes dari Kilisuci TV (KSTV), Hartono dari Doho TV, Mardianto dari Jawa Pos TV (JTV), dan Canda Adi Surya dari TVRI tengah meliput pengukuhan atlet Kota Kediri yang mengikuti Pekan Olah Raga Propinsi (Porprov) Jawa Timur di Balai Kota Kediri. Pelantikan dilakukan oleh Wali Kota Kediri, Samsul Ashar, Rabu, 6 Juli 2011.
Ketika hendak mengambil gambar, tiba-tiba petugas protokoler dan Humas Pemerintah Kota Kediri mengusir mereka dengan alasan yang tidak jelas. Meski berusaha menjelaskan bahwa acara tersebut patut diketahui publik, petugas itu tetap menghalang-halangi dengan menarik baju wartawan.
Kelima wartawan tersebut bersikukuh dan meminta waktu dua menit untuk mengambil gambar. Di luar dugaan, permintaan tersebut justru ditanggapi secara kasar oleh bagian protokoler dengan memanggil anggota Satpol PP. Mereka diminta mengusir kelima wartawan itu karena dinilai mengganggu acara pengukuhan yang dihadiri sejumlah pejabat.
Tak terima dengan sikap arogan itu, puluhan wartawan melakukan aksi keprihatinan di Balai Kota. Beberapa ID Card atau kartu pers dan kamera diletakkan di jalanan yang menjadi tempat parkir kendaraan wali kota. “Kami prihatin karena Pemerintah Kediri mengalami kemunduran dalam menerapkan keterbukaan informasi,” kata Beny Kurniawan, salah satu anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, dalam orasinya.
Wali Kota Kediri Samsul Ashar, mengaku terkejut dengan insiden tersebut. Dia merasa tidak pernah memerintahkan pelarangan kegiatan peliputan di lingkungan Pemerintah Kediri dalam acara apa pun. “Saya minta maaf karena ini murni kesalahan staf protokoler kami,” katanya kepada wartawan usai aksi unjuk rasa itu.
Dia berjanji akan melakukan evaluasi terhadap kinerja stafnya yang dianggap kurang memahami prosedur kegiatan dinas yang melibatkan wartawan. Para pekerja media juga mendapat jaminan kebebasan melakukan peliputan selama kegiatan Porprov berlangsung.
HARI TRI WASONO
Berita terkait
Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang
30 hari lalu
Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.
Baca SelengkapnyaJurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal
30 hari lalu
"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi
30 hari lalu
Danlanal Ternate meminta maaf atas insiden kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Bacan, Halmahera Selatan.
Baca SelengkapnyaAJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung
27 November 2023
AJI mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku
Baca SelengkapnyaKekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam
17 Agustus 2023
Dua jurnalis mendapat kekerasan saat meliput di Dago Elos. Dipukul di bagian pundak, perut, paha, tangan, rambut dijambak, dan kepala dipentung.
Baca SelengkapnyaWartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi
29 Juli 2023
Sejumlah wartawan diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar di Restoran Pulau Dua, Senayan
Baca SelengkapnyaPolda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar
27 Juli 2023
Sejumlah jurnalis diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar
Baca SelengkapnyaJurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku
27 Juli 2023
Sejumlah jurnalis menjadi korban penyerangan saat meliput diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) di Restoran Pulau Dua, Senayan
Baca SelengkapnyaBaru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim
6 Juni 2023
Pemindahan dua tahanan penganiaya jurnalis Tempo ini dikhawatirkan sebagai upaya mengulur masa penahanan.
Baca SelengkapnyaLaporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan
21 Mei 2023
Jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis per tahun masih di atas 40 kasus.
Baca Selengkapnya