Lelang Alat Bantu Belajar di Kementerian Kesehatan Diulang

Reporter

Editor

Rabu, 6 Juli 2011 18:39 WIB

Endang Rahayu Sedyaningsih. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan, Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa, mengungkapkan lelang pengadaan alat bantu belajar-mengajar di Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan tahun 2010 diulang. Pengulangan itu dilakukan karena ada kekeliruan sistem. "Prosedur (lelang) yang kedua betul, yang pertama kita anggap salah, ada kekeliruan sistem," kata Yudhi di ruang kerjanya, Rabu, 6 Juli 2011.

Yudhi memaparkan, awalnya, penetapan pemenang lelang yang digelar secara elektronik itu menggunakan sistem merit point dan memenangkan PT Buana Ramosari Gemilang. Namun, sebelum dilakukan penetapan, Inspektorat Jenderal menemukan kejanggalan. "Dari telaah dokumen, kami menilai sistemnya tidak benar," kata Yudhi.

Menurut penjelasan Yudhi, dalam sistem merit point, pemenang lelang ditentukan dengan mempertimbangkan faktor teknis (spesifikasi barang) dan harga. Persentase harus seimbang, 50-50, sedangkan saat lelang pertama, PT Buana menang dengan persentase tak seimbang. "Teknisnya 80 persen, harga 20 persen," kata Yudhi.

Selain itu, harga yang ditawarkan PT Buana Ramosari Gemilang juga ternyata jauh lebih tinggi dibanding pesaingnya, PT Kimia Farma Trading & Distribution. "(Perbedaan harga) terlalu jauh," tutur Yudi. “Faktor harga harus tetap jadi penentu kemenangan karena perusahaan yang bersaing pasti sudah memenuhi spesifikasi minimal.”

Pihak inspektorat Jenderal langsung mengkonfirmasikan temuan itu kepada panitia lelang, tapi panitia tak mampu menjawab. "Saya tanya (panitia lelang) dari mana mendapat itu, mereka nggak bisa menjawab, lalu kami putuskan untuk diulang," ujar Yudhi.

Atas rekomendasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), sistem lelang diubah menjadi sistem gugur. Pemenang ditentukan dengan pertimbangan harga terendah. Tapi, PT Kimia Farma Trading & Distribution mundur. Tentang keputusan ini, Yudhi mengaku tak tahu-menahu.

Dalam lelang kedua, PT Buana Ramosari Gemilang berhadapan dengan PT Exartech Technologi Utama. PT Buana kembali menang. Namun, Yudhi memandang, kali ini, tak ada yang salah. "Harga dia (Buana) yang terendah," ujar Yudhi.

Soal keberanian memenangkan perusahaan yang berkelas ruko untuk proyek bernilai sekitar Rp 400 miliar itu, Yudhi tak tahu alasan persisnya. "Itu langsung konfirmasi ke panitia," kata dia. Yudhi berpendapat mungkin panitia ada keyakinan, punya foto, dan data.

Terkait laporan adanya spesifikasi yang tak sesuai dalam pengadaan alat bantu belajar-mengajar tersebut, Yudhi berjanji akan mengecek hal itu. Sedangkan soal sanksi berupa denda akibat keterlambatan pengadaan, Yudhi meminta mengkonfirmasikannya kepada Badan PPSDM. "Seharusnya (kalau ada) sudah dibayar oleh perusahaan melalui PPSDM," kata Yudhi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan kementeriannya siap diperiksa atas dugaan korupsi pada proyek itu. Dalam surat resminya kepada Pemimpin Redaksi Koran Tempo, Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa saat ini KPK tengah melakukan pengumpulan bahan dan keterangan serta pemeriksaan terhadap pihak-pihak terkait.

Menurut Yudhi, Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) juga masih menelusuri laporan keuangan di PPSDM. "(Selama) 30 hari, surat tugasnya 23 Juni," kata Yudhi.

MARTHA RUTH THERTINA

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

57 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya