TEMPO Interaktif, Jakarta - Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, menyatakan Dewan Perwakilan Rakyat tak bakal tergesa-gesa mengesahkan Rancangan Undang-Undang Intelijen Negara. Sebab, ia menilai naskah beleid itu lebih baik diperbaiki terlebih dulu.
"Kami tidak tergesa-gesa harus (mengesahkannya) bulan Juli seperti dalam jadwal legislasi," ujarnya dalam diskusi di Restoran Bumbu Desa Cikini, Jumat 1 Juli 2011.
Menurutnya, lebih penting memenuhi harapan publik. Fraksinya, kata anggota Komisi Pertahanan DPR itu, telah sepakat tak ingin menyetujui beleid yang berpotensi menghancurkan kebebasan informasi ini. Ia juga menyatakan mengundang masyarakat untuk memantau ketika panitia kerja DPR dan pemerintah membahas aturan tentang intelijen tersebut.
Sebelumnya, Wakil Direktur Yayasan Sains Estetika Teknologi Agus Sudibyo mendesak Dewan Perwakilan Rakyat menunda pengesahan Rancangan Undang-Undang Intelijen. Sebabnya, beleid itu dinilai masih cacat dari sudut pandang keterbukaan informasi.
Menurutnya, ada 3 persoalan yang ditemukan Yayasan SET saat menganalisis calon aturan itu. Di antaranya ruang lingkup kerahasiaan informasi intelijen terlalu luas, RUU Intelijen tidak melembagakan kontrol publik, serta memberi kewenangan penyadapan dan penangkapan yang rentan diselewengkan demi kepentingan ekonomi dan politik penguasa.
BUNGA MANGGIASIH
Berita terkait
Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL
27 menit lalu
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL
Baca SelengkapnyaKetahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa
1 hari lalu
Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?
Baca SelengkapnyaPermintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?
1 hari lalu
Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?
Baca SelengkapnyaDPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei
2 hari lalu
KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
2 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
3 hari lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaSaid Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
4 hari lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
4 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
4 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
5 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya