Batu Pocong Zaman Megalitikum Ditemukan di Purbalingga

Reporter

Editor

Rabu, 22 Juni 2011 14:49 WIB

TEMPO Interaktif, Purbalinga - Peninggalan benda megalitikum atau zaman batu besar banyak ditemukan di lereng Gunung Slamet, terutama di Purbalingga, Jawa Tengah. Salah satunya yakni batu berbentuk mirip pocong yang banyak ditemukan di Desa Tanjungmuli, Kecamatan Karangmoncol.

“Batu ini peninggalan zaman megalitikum. Dugaan kami dulu masyarakat prasejarah menggunakannya untuk upacara adat,” ujar arkeolog pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purbalingga, Adi Purwanto, Rabu, 22 Juni 2011.

Adi mengatakan, selain batu berbentuk pocong, peninggalan prasejarah lainnya berupa punden berundak, arca megalitik, menhir, dolmen, batu lumping, batu dakon, batu altar, batu kubur, dan batu yang berbentuk phallus. Benda-benda tersebut tercecer di beberapa tempat di lereng Gunung Slamet bagian timur laut.

Batu pocong, kata dia, berbentuk lonjong menyerupai menhir, dengan alur melingkar pada sisinya, sehingga mirip pocong. Di Desa Tanjungmuli, ada dua batu pocong yang ditemukan beberapa waktu lalu.

Adi menambahkan, di Dusun Arca ditemukan batu pocong dengan ukuran 7,20 meter. Di dusun itu pula sebelumnya ditemukan batu menhir berukuran 13 meter yang disebutnya merupakan terpanjang setelah menhir di Sulawesi.

Di sekitar batu tersebut juga ditemukan beberapa punden berundak untuk ritual adat manusia prasejarah. “Dulu diduga ada permukiman di daerah ini,” ujarnya.

Areal tersebut mempunyai luas 10 meter persegi. Ia mengatakan, batu tersebut dulunya merupakan tempat pemujaan masyarakat prasejarah. Pemujaan dilakukan untuk meminta perlindungan terhadap bencana alam. “Hingga saat ini daerah ini masih sering terkena angin ribut,” katanya.

Sebelumnya, arkeolog Prof. DR. Hary Truman Simanjuntak mengatakan, sekitar 3.500 tahun yang lalu atau sekitar 1490 Sebelum Masehi, Purbalingga sudah menjadi sentra industri zaman purba. Hal itu dikuatkan dengan begitu banyaknya penemuan gelang, beliung, dan tembikar yang terbuat dari batu.

Truman mengaku kagum dengan kemajuan teknologi itu. Memasuki zaman logam, penduduk Purbalingga masa itu juga sudah melakukan imitasi seperti membuat bajak dari batu, yang terinspirasi bajak dari logam.

Anehnya, meski banyak sekali artefak, tidak ditemukan fosil manusia purba di Purbalingga. Kesimpulan sementara yang dianut para peneliti, lapisan sedimen tanah di Purbalingga terlalu asam, sehingga mampu menghancurkan segala fosil organik baik itu manusia maupun hewan. Meski demikian, Truman tetap berkeyakinan pasti akan ditemukan fosil–fosil itu, hanya dibutuhkan keuletan lebih untuk menggalinya.

ARIS ANDRIANTO




Berita terkait

Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh

19 September 2023

Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh

Artefak yang berhasil teridentifikasi usai kebakaran Museum Nasional sudah dievakuasi ke tempat yang aman.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan

17 September 2023

Kebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan

Polisi mengakui kesulitan melakukan identifikasi benda sejarah di Museum Nasional atau Museum Gajah

Baca Selengkapnya

Kelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya

19 Mei 2022

Kelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya

Kelompok Hindu India mengajukan petisi melarang Muslim memasuki masjid bersejarah di Mathura karena menduga ada peninggalan Hindu di dalamnya

Baca Selengkapnya

Kota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir

9 Maret 2022

Kota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir

Sebuah tim yang berisikan para arkeolog pada September 2020 memulai pencarian kuil kamar mayat di tepi barat Luxor di Mesir.

Baca Selengkapnya

7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina

2 Maret 2022

7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina

Ukraina terkenal akan budaya dan tradisinya yang kaya dan merupakan rumah bagi tujuh situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

30 Oktober 2021

Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

Bunker peninggalan Jepang yang biasa disebut korok-korok oleh warga Simeulue diantaranya ada di Desa Labuan Bakti dan Desa Labuan Bajau.

Baca Selengkapnya

3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik

31 Agustus 2021

3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik

Nilai tiga barang antik berupa patung Seated Shiva, patung Seated Parvati, dan patung Seated Ganesha, ini sebesar Rp 1,23 triliun.

Baca Selengkapnya

Bekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia

7 Agustus 2021

Bekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia

Indonesia turut menyumbang beberapa tempat ke dalam situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Keunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO

6 Agustus 2021

Keunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO

Masuknya The Arslantepe Mound menjadi tempat ke-18 yang menjadi Situs Warisan Dunia dari Turki.

Baca Selengkapnya

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

9 Juli 2021

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

Enam monumen bersejarah itu mulanya akan disebar di beberapa temoat, namun akhirnya diputuskan disimpan di Taman Suropati.

Baca Selengkapnya