TEMPO Interaktif, Makassar - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengembangkan sumur bor untuk pemanfaatan air tanah. Pasalnya, masih banyak masyarakat khususnya di daerah-daerah yang belum terjangkau air bersih. “Ini langkah yang kami lakukan untuk penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat,” kata Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Sulawesi Selatan, Gunawan Palaguna, di kantor gubernur, Jumat, 27 Mei 2011.
Menurut Gunawan, dana untuk program pengembangan dan pemanfaatan air tanah tahun 2011 sebesar Rp 2,2 miliar lebih. Dana tersebut dialokasikan pada 18 titik bor pada beberapa kabupaten. Antara lain Kabupaten Gowa, Maros, Sinjai, Jeneponto, Bone, Tanah Toraja, Toraja Utara, dan Luwu. “Terkecuali Kota Makassar, karena semua permukiman masyarakat sudah terjangkau air bersih, sehingga tidak lagi dikembangkan sumur bor,” katanya.
Ia menambahkan, pengeboran dalam tanah dilakukan dengan kedalaman sekitar 100-150 meter, baru bisa memperoleh sumber air tanah yang bersih dan volume besar. Jadi, untuk menjangkau kedalaman tersebut tidaklah mudah, misalnya di lokasi pengeboran diperoleh air yang asin. “Makanya sering berpindah-pindah karena air asin tersebut,” katanya.
Selain itu, pemilihan titik untuk pengembangan sumur bor dipilih lokasi yang memiliki listrik. Sebab, untuk mengoperasikan mesin bor harus menggunakan listrik. “Kecuali sumur bor yang menggunakan anggaran APBN sebanyak enam unit di Sulawesi Selatan sudah ikut bersama genset-nya, sehingga tidak harus daerah yang memiliki listrik,” katanya.
Dalam pengembangan sumur bor dibutuhkan manajemen yang bagus. Misalnya sumur bor yang dialirkan ke penampungan kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga dalam satu desa atau kecamatan. “Jadi, nantinya yang mengkoordinasi kepala desa atau tokoh masyarakat yang berpengaruh di daerah tersebut untuk mengantisipasi terjadinya konflik gara-gara air di masyarakat,” katanya.
Misalnya di daerah Kabupaten Jeneponto. Setiap tahun di daerah tersebut mengalami krisis air. Bahkan air bersih harus dibeli oleh masyarakat pada saat musim kemarau. Setiap tahun, Jeneponto menjadi daerah yang diprioritaskan dalam pengembangan program sumur bor. “Makanya kami prioritaskan Jeneponto sebagai salah satu daerah pengembangan sumur bor karena sertiap tahun mengalami krisis air,” katanya.
SYAMSULMARLIN