TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua MPR RI Amien Rais membantah kotbah yang disampaikan dalam salat Idul Fitri merupakan kampanyenya untuk menjadi Presiden 2004. Hal ini disampaikan Amien saat saat ditemui di rumah dinasnya, di Jalan Widya Chandra IV, Kamis (5/12). Dalam khotbah itu, Amien banyak mengkritik kebijakan pemerintah. “Kotbah itu adalah memberikan nasihat, dorongan, kritik, dan koreksi. Jadi yang saya lakukan itu sesuai dengan agama, yaitu memberikan wawasan kepada kita supaya tahu apa yang terjadi, supaya kita lebih kritis dan terdorong lagi untuk memperbaiki bangsa. Jadi tidak ada unsur ambisi saya,” ujarnya kepada Tempo News Room. Saat memberikan pidato Salat Idul Fitri di Parkir Timur Senayan Jakarta, ia mengungkapkan berbagai kegagalan dari kinerja pemerintah. Menurutnya, bangsa ini telah mengalami berbagai keterpurukan di berbagai bidang kehidupan. Dia merasa apa yang dilakukan pemerintah saat ini seperti langkah orang yang tidak percaya diri. “Malahan kadang-kadang kebingungan,” kata Amin dalam khotbahnya. Dalam bidang perekonomian, pemerintah dinilai tidak mampu lagi memperbaiki dengan akal, energi, daya dan kreativitas sendiri. Bahkan sebagai gantinya, kata dia, menyerahkan sepenuhnya nasib ekonomi bangsa kepada dana moneter internasional. Padahal, ujar dia, badan ekonomi internasional itu tidak becus memperbaiki ekonomi Indonesia. Ikhwal keinginannya untuk menjadi presiden ini disampaikan Amien saat menghadiri seminar di CSIS. Saat itu Amien mengatakan, ambisi itu merupakan panggilan untuk menyelamatkan bangsa ini. Namun ketika kembali di tanya soal pernyataan itu, Amin hanya menjawab singkat, ”Ah itu kan di CSIS.” Saat salat Idul Fitiri, Amien menjadi imam salat dan sekaligus khotib. Ribuan massa Muhammadiyah dari berbagai penjuru kota Jakarta nampak menghadiri dan khusuk mendengarkan ceramahnya. Usai salat dan khotbah, Amien tampak dikerubungi massa untuk menyalaminya. Rak lama berselang, ia kembali ke rumahnya untuk melakukan open house. (Andi Dewanto–Tempo News Room)