Kepala Staf Angkatan Darat: Kemampuan Pasukan Antiteror Akan Terus Diasah

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juli 2003 14:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:TNI Angkatan Darat (AD) akan terus meningkatkan kemampuan anti terornya agar setiap saat diperlukan dapat bekerja secara maksimal. Hal ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Endriartono Sutarto dalam acara jumpa pers seusai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AD di Mabes AD di Jakarta, Jumat (15/2). Menurut Endriartono, saat ini terorisme kelihatannya menjadi salah satu alat dalam mencapai tujuan dari berbagai kelompok yang ada, baik itu skala daerah, nasional, maupun internasional. "Maka kita memandang perlu untuk lebih meningkatkan kemampuan dari satuan-satuan antiteror,” tambahnya. Senada dengan yang dikatakan Panglima Laksamana TNI Widodo A.S. kemarin, Endriartono mengatakan akan meningkatkan terus kemapuan satuan antiteror TNI AD, khususnya di Kopassus. Disamping mengembangkan satuan antiteror di setiap Komando Daerah Militer (Kodam). "Di Kodam-kodam pada tingkat yang lebih kecil kita menyiapkan soal itu,” katanya. Sementara dihubungi terpisah, Kamis (15/2) kemarin, Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jenderal TNI Amirul Isnaeni membenarkan bahwa kemampuan pasukan antiteror kini tengah ditingkatkan. "Benar memang ada (peningkatan kemampuan pasukan antiteror -Red)," ujarnya kepada Tempo News Room. Sedangkan ketika disinggung mengenai situasi di Aceh, KSAD menerangkan, situasi di Aceh sudah lebih membaik. Indikasinya antara lain masyarakat Aceh sudah lebih banyak mau bekerja sama dengan pihak TNI, di mana rasa takut mereka terhadap Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sudah semakin mengecil. Di samping itu, anggota GAM sudaah semakin banyak yang menyerahkan diri. Mereka dengan kesadarannya menyatakan apa yang selama ini mereka lakukan berada pada jalur yang salah.”Mereka dengan rela menyatakan dirinya kembali ke pangkuan negara Republik Indonesia,” jelas Endriartono. Menurut data dari Panglima Daerah Militer Iskandar Muda Brigjen TNI M. Djali Yusuf, sedikitnyai 500 orang anggota GAM menyerahkan diri. Mengenai adanya bantahan dari pihak GAM, ia menyatakan bahwa hal itu memang selalu terjadi. Jika GAM membenarkan soal tersebut akan mengurangi kredibilitas pihak GAM itu sendiri. “Ini realitas, yang kita dapatkan di lapangan seperti itu,” kata KSAD. Endriartono menambahkan terbunuhnya Panglima GAM Tengku Abdullah Syafi’ie pada awalnya juga berdasarkan laporan dari rakyat. “Itu menunjukkan bahwa rakyat mulai merasa jenuh untuk berada pada situasi kekerasan,”katanya. (Faisal/Rurit)

Berita terkait

5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

42 detik lalu

5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

Orangutan memiliki kecerdasan lebih tinggi dari simpanse dan gorila.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 menit lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

6 menit lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Belum Tentukan Sikap Politik Resmi di Pilkada Jawa Timur

10 menit lalu

PPP Sebut Belum Tentukan Sikap Politik Resmi di Pilkada Jawa Timur

PPP menyatakan sifat politiknya di Pilkada Jawa Timur masih dinamis. Antara mendukung Khofifah atau membentuk koalisi baru.

Baca Selengkapnya

Cek Biaya Kuliah Kedokteran di 4 PTN Top Ini

13 menit lalu

Cek Biaya Kuliah Kedokteran di 4 PTN Top Ini

Berapa biaya kuliah kedokteran di perguruan tinggi negeri favorit? Bisa nol rupiah alias gratis sampai Rp30 juta per semester.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

17 menit lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

23 menit lalu

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit mengembangkan program pendidikan gratis bagi dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

31 menit lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

34 menit lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

Dokumen Amnesty International Security Lab mencatat kantor Staf Logistik Polri memsan 19 alat sadap. CEO Polus Tech Swiss bicara soal produk mereka.

Baca Selengkapnya

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

40 menit lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya